Bandarlampung (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Lampung melalui dinas pariwisata mengelar sejumlah lomba tradisional bagi pelajar sekolah dasar dan  sekolah menengah pertama di Bandarlampung dalam rangkaian acara Festival Krakatau 2019.

"Siang hari ini kami mengadakan sejumlah kegiatan dalam rangkaian Festival Krakatau 2019, salah satu acaranya adalah lomba permainan tradisional yang dimainkan oleh sejumlah pelajar SMP dan SD di Bandarlampung agar siswa dapat melestarikan permainan tradisional," ujar Ani selaku panitia perwakilan dinas pariwisata Lampung, saat ditemui di Lapangan Enggal, Bandarlampung, Sabtu.

Menurutnya, diadakannya kegiatan ini bertujuan untuk mengingatkan dan mengajarkan anak-anak mengenai permainan tradisional asli Indonesia.

"Momen Festival Krakatau 2019 kita manfaatkan untuk mengenalkan dan mencontohkan kepada generasi muda terutama pelajar mengenai asiknya permainan tradisional, karena banyak anak saat ini telah meninggalkan permainan tradisional dan beralih bermain telepon genggam", katanya.

Menurut Ani, berlangsungnya kegiatan yang diadakan oleh pemerintah Provinsi Lampung dapat menjadi ajang mengajarkan generasi muda tentang nilai khas Indonesia seperti gotong royong, dan menanamkan cinta tradisi.

"Lomba yang dilaksanakan ada empat permainan salah meliputi gobak dodor, patil lele dan kuda buta. Gobak sodor hanya diperuntukkan bagi anak sekolah dasar dan tiga pemainan lainnya untuk siswa sekolah menengah pertama", katanya.

Masuknya permainan tradisional dalam rangkaian acara Festival Krakatau 2019, mendapatkan respon positif dari dewan guru dan juga siswa peserta lomba.

"Kami telah menerima surat undangan dari dinas pendidikan dan pariwisata untuk diminta kehadirannya dalam lomba tradisional memeriahkan gelaran Festival Krakatau 2019, dengan mengirimkan perwakilan siswa sebanyak 30 orang dan kami dengan senang hati menyanggupi hal tersebut", kata Sunarwan salah seorang tenaga pengajar di SD Rawa Laut Bandarlampung.

Menurutnya, siswa dan siswi sangat antusias mengikuti kegiatan tersebut meskipun permainan tersebut merupakan permainan kuno dan dimainkan di desa.

"Melihat antusiasme siswa mengikuti kegiatan, mungkin kami akan mengadakan permainan tradisional di sekolah. Selain untuk melestarikan permainan tradisional juga sebagai ajang nostalgia permainan tempo dulu", katanya.

Pewarta: Ruth Intan Sozometa Kanafi
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2019