Palu (ANTARA) - Pemerintah akan merelokasi korban bencana di Kota Palu ke hunian tetap yang ada di Kelurahan Tondo, Talise, dan Duyu mulai 28 September 2019, tepat setahun setelah gempa, tsunami, dan likuefaksi melanda ibu kota Provinsi Sulawesi Tengah itu menurut Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Palu Pressly Tampubolon.

"Berdasarkan data sementara ada 6.596 pengungsi yang akan direlokasi ke kawasan huntap (hunian tetap) di Kelurahan Tondo dan Talise, tepatnya di belakang Universitas Tadulako, dan di Kelurahan Duyu," kata Pressly dalam rapat penanggulangan dampak bencana dengan lembaga non-pemerintah di Kantor Wali Kota Palu, Selasa.

Berdasarkan formulir relokasi yang dibagikan kepada pengungsi oleh Pemerintah Kota Palu, dari 6.596 pengungsi yang kehilangan tempat tinggal baru 2.339 orang yang menyatakan kesediaan pindah ke hunian tetap.

"Yang bersedia direlokasi ke Kelurahan Tondo 1.867 jiwa, yang ke Talise 277 jiwa, dan ke Kelurahan Duyu 195 jiwa," kata Pressly.

Ia menjelaskan, pemindahan korban bencana ke hunian tetap akan dilakukan secara bertahap sampai seluruh hunian tetap yang selesai dibangun siap ditempati.

Menurut dia, sampai saat ini baru 200 hunian tetap yang sudah siap dihuni.

Gempa bumi besar disusul tsunami dan likuefaksi melanda sebagian wilayah Sulawesi Tengah, termasuk Palu, Donggala, dan Sigi, pada 28 September 2018. Bencana itu mengakibatkan 2.100 orang lebih meninggal dunia dan puluhan ribu rumah warga rusak.

Baca juga:
2.200 hunian dari pendonor dalam proses pembangunan
1.500 unit hunian tetap untuk korban bencana Palu mulai dibangun

Pewarta: Muhammad Arshandi
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2019