Kalau presidennya bukan pak Habibie, belum tentu reformasi berjalan mulus sebagaimana adanya. Walau dia memimpin di masa transisi yang sangat singkat, tetapi ada banyak capaian yang diperoleh, katanya
Jakarta (ANTARA) - Wakil Sekretaris Jenderal Partai Amanat Nasional (PAN) Saleh Partaonan Daulay mengatakan, reformasi 1998 bisa berjalan dengan mulus karena presiden saat itu Baharuddin Jusuf Habibie.

"Kalau presidennya bukan pak Habibie, belum tentu reformasi berjalan mulus sebagaimana adanya. Walau dia memimpin di masa transisi yang sangat singkat, tetapi ada banyak capaian yang diperoleh. Hasilnya banyak yang masih kita rasakan hingga saat ini," kata Saleh dihubungi di Jakarta, Rabu.

Saleh mengatakan, Habibie adalah pemimpin semua golongan yang memperhatikan dan mendengar semua orang. Habibie tidak berambisi dan selalu sabar menghadapi situasi sosial politik yang ada.

Baca juga: Ma'ruf sebut Habibie berikan investasi kemanusiaan jangkau masa depan

Karena itu, tidak heran bila dalam berbagai dinamika politik yang berkembang, dia dijadikan sebagai tempat diskusi dan nasehat-nasehatnya selalu dijadikan sebagai referensi.

"Kita semua kehilangan seorang tokoh yang sangat penting dalam sejarah perjalanan bangsa Indonesia. Harus disadari bahwa sosok BJ Habibie sangat menentukan tatanan demokrasi yang ada saat ini," tuturnya.

Saleh mengatakan, kontribusi Habibie tidak hanya dalam bidang sains dan pesawat terbang, tetapi juga telah berhasil menata sistem politik, sosial, dan ekonomi Indonesia pascareformasi.

Baca juga: Wiranto: Habibie perintis awal teknologi Indonesia

"Indonesia kehilangan. Kita berduka. Kita sedih. Kita menangis. Semoga kelak akan lahir lagi seorang anak bangsa seperti BJ Habibie," ujarnya.

Menurut Saleh, bukan hanya bangsa Indonesia saja yang akan merasa kehilangan Habibie. Ada banyak teman dan kolega Habibie di tempat lain yang pasti juga kehilangan. Apalagi, karya-karya akademiknya masih dijadikan rujukan di banyak perguruan tinggi.

Baca juga: BJ Habibie wafat, sosok pemimpin demokrat dan terbuka

"Mari kita doakan semoga dosa beliau diampuni dan amal kebaikannya dibalas berlipat ganda. Kita juga mesti mendoakan agar beliau dipertemukan dengan kekasihnya, Hasri Ainun Habibie. Beliau berdua adalah orang baik. Allah tentu akan memberikan balasan terbaik bagi mereka," katanya.

Presiden Ketiga Republik Indonesia Baharuddin Jusuf Habibie meninggal dunia pada Rabu sore di Rumah Sakit Pusat TNI Angkatan Darat Gatot Subroto, Jakarta sejak Minggu (1/9) pukul 18:05 WIB.

Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Edy Supriyadi
Copyright © ANTARA 2019