Jakarta (ANTARA) - Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta Timur, Kamis pagi, mulai dipadati warga umum, termasuk sukarelawan YABI, yang ingin menyaksikan prosesi pemakaman presiden ketiga RI B.J. Habibie.

Sejumlah warga tampak berdiri di seberang jalan TMP Kalibata. Mereka berjejer sepanjang jalan, bahkan ada di antara warga yang memberanikan diri mendekat ke area TMP untuk mengabadikan gambar.

Friska Simanjuntak (66), warga asal Kemayoran, datang bersama tantenya, Luthen B.R. Sirait berusia 83 tahun.

Baca juga: Habibie pelopor teknologi kedirgantaraan Indonesia

Dengan berpakaian serbahitam, Friska mengabadikan dokumentasi dirinya berfoto di depan TMP Kalibata.

Friska mengatakan bahwa kedatangannya sebagai penghormatan kepada B.J. Habibie yang dinilainya sebagai sosok genius tetapi sederhana dan bersaja.

"Saya pernah empat kali bertemu Pak Habibie semasa hidupnya," kata Friska.

Friska adalah sukarelawan Yayasan Amal Bakti Ibu (YABI) yang diketuai oleh Sulasikin Murpratomo (Menteri Pemberdayaan Perempuan pada Kabinet Pembangunan IV).

Sulasikin, kata Friska, sangat dekat dengan Habibie. Beberapa kali pertemuannya dengan Habibie dalam rangka menghadiri acara YABI dan ulang tahun sang menteri.

Baca juga: Jejak prestasi BJ Habibie di Batam

Kenangan paling berkesan saat dirinya tampil sebagai badut pada tahun 2012 di Hotel Sahid, Jakarta.

"Saat itu saya yang bukan siapa-siapa memberanikan diri menyapa Pak Habibie. Saya bertanya Bapak sedang makan apa," kata Friska mengingat kenangannya.

Saat itu, lanjut Friska, Habibie yang sedang memegang piring dengan mata berbinar bertanya dirinya siapa.

"Kamu siapa kata Pak Habibie dengan muka kaget tetapi ramah. Saya langsung bilang, Bapak Habibie genius. Pak Habibie lantas tertawa dan mengajak foto bersama," kata Friska.

Baca juga: BJ Habibie wafat, SBY dan keluarga melayat ke rumah duka

Ini kali pertama Friska mendatangi TMP Kalibata untuk melihat pemakaman tokoh negara tersebut.

Baginya, Habibie adalah sosok presiden yang perlu diteladani karena kegeniusannya, pemikirannya, dan kecintaannya kepada bangsa dan keluarga.

"Beliau layak jadi teladan, sedeharna, pemikirannya, cara beliau bergaul merakyat, saya berani menyapanya dan beliau seyum kepada saya," kata Friska dengan mata berkaca-kaca.

Pewarta: Laily Rahmawaty
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2019