Penyebab utama tsunami 80-90 persen disebabkan terjadinya gempa
Ambon (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Ambon mengimbau warga setempat untuk tidak mudah terpancing isu tsunami, termasuk ketika menyaksikan ribuan ikan mati di pesisir pantai.

"Masyarakat jangan mudah terpancing isu menyesatkan yang menyatakan Ambon akan dilanda tsunami, hal itu tidak benar masyarakat jangan mudah percaya isu," kata Kepala Seksi Bidang Data dan Informasi BMKG Stasiun Meteorologi Kelas I Ambon Andi Ashar, di Ambon, Senin.

Ia mengatakan, fenomena alam terkait ditemukan ikan yang mati dalam jumlah banyak di sejumlah kawasan pesisir di kota Ambon, telah menimbulkan persepsi masyarakat akan terjadinya tsunami.

"Ikan yang mati tidak ada hubungannya dengan tsunami, selama ini belum pernah ada peristiwa gempa yang memicu tsunami yang ditandai dengan ikan yang mati secara massal," katanya.

Masyarakat harus memahami penyebab terjadinya tsunami karena beberapa hal yakni pergerakan tiba-tiba di dasar laut yang menyebabkan perpindahan sejumlah besar air, dan yang paling sering terjadi adalah akibat gempa bumi bawah laut, ujarnya.

Baca juga: Warga pesisir Ambon khawatir tsunami datang setelah ribuan ikan mati


Apabila gempa terjadi dekat dengan permukaan air laut,  pada jarak 0 hingga 30 kilometer di bawah permukaan laut, tsunami bisa terjadi, ujarnya

Sebab lainnya, yakni, letusan dari gunung berapi di dasar laut yang menyebabkan terjadinya gempa vulkanik serta longsor bawah laut oleh gempa bumi. Ini akan berpengaruh pada pergerakan volume air yang mendadak dan pada skala tertentu menyebabkan tsunami.

Selain itu hantaman meteor yang jatuh ke permukaan laut dapat menyebabkan ketidakseimbangan lempeng laut dan perpindahan volume air juga.

"Penyebab utama tsunami 80-90 persen disebabkan terjadinya gempa," ujarnya.

Masyarakat kata Andy, diimbau mengakses layanan BMKG guna memperoleh informasi terkini terkait gempa bumi, melalui akun resmi.

Masyarakat dapat memperoleh informasi lengkap dan terbaru tentang gempa bumi melalui laman resmi http://www.bmkg.go.id, twitter @infobmkg, aplikasi iOS dan android "Info BMKG" atau menghubungi kantor BMKG terdekat.

"Informasi tsunami akibat ikan mati massal merupakan isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan. Berita itu tidak benar," tukasnya.


Baca juga: BKIPM Ambon uji sampel dari ribuan ikan mati
 

Pewarta: Penina Fiolana Mayaut
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2019