Akan tetapi, seiring dengan perkembangan, pariwisata kemewahan bukan hanya ditentukan pada nilai ekonomis atau harga paket wisata
Purwokerto (ANTARA) - Pengamat pariwisata dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Chusmeru mengatakan konsep pariwisata mewah (luxury tourism) kembali menjadi tren sejak beberapa waktu belakangan.

"Konsep wisata mewah sudah ada sejak dulu, namun beberapa waktu belakangan ini kembali menjadi tren," kata Chusmeru di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Rabu.

Chusmeru menjelaskan kemunculan tren pariwisata mewah pada saat ini dilatarbelakangi oleh tingkat kompetisi yang tinggi di sektor pariwisata, perilaku wisatawan milenial, dan juga perkembangan teknologi.

Wisata jenis ini, kata dia, sering ditandai dengan wisatawan yang tinggal di hotel bintang lima atau resort, menikmati kapal pesiar, dan belanja barang mewah.

"Akan tetapi, seiring dengan perkembangan, pariwisata mewah bukan hanya ditentukan pada nilai ekonomis atau harga paket wisata. Dalam perspektif saat ini, pariwisata kemewahan lebih dimaknai pada kedalaman nilai berwisata melalui pengalaman yang didapat wisatawan," katanya.

Dia menjelaskan kemewahan yang dimaksud dapat berupa pemanfaatan waktu, kemewahan pengalaman, hingga kemewahan berinteraksi sosial.

"Kemewahan bukan hanya diukur secara materi, namun juga secara sosial budaya. Misalnya, untuk mendapatkan kemewahan sosial budaya, wisatawan bukan hanya mengunjungi satu destinasi wisata saja, tetapi juga tinggal selama beberapa hari dan merasakan pengalaman kehidupan warga setempat di destinasi tersebut," kata Chusmeru.

Dia menambahkan bagi generasi milenial, kemewahan juga dapat diperoleh dengan mengunjungi destinasi wisata yang natural serta mendapatkan berbagai pengalaman yang unik dan menarik.

"Kemewahan bagi kaum milenial juga dapat berupa pelayanan yang berkonsep berkelanjutan serta transaksi wisata dengan memanfaatkan teknologi internet, baik untuk pembayaran paket wisata, hotel, pesawat maupun berbagi foto dan video," katanya.

Untuk itu, kata dia, para pihak terkait di bidang pariwisata perlu melakukan berbagai persiapan guna menghadapi tren pariwisata mewah.

Baca juga: 2.191 wisatawan kapal pesiar mewah singgahi Lombok

Pewarta: Wuryanti Puspitasari
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019