Lebak (ANTARA) - Ulama Kabupaten Lebak KH Hasan Basri menyatakan Pancasila harga mati sebagai ideologi negara yang mampu mempersatukan bangsa Indonesia dengan memiliki keanekaragaman perbedaan suku, agama. budaya dan bahasa.

"Meski kita memiliki keanekaragaman, namun hidup nyaman, damai dan harmonis dengan mengamalkan nilai-nilai Pancasila itu," kata KH Hasan Basri, pemilik Pondok Pesantren Nurul Hasanah Desa Cimangenteng, Kecamatan Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Banten, Minggu.

Ideologi Pancasila sudah harga mati dan tidak bisa diubah lagi, karena Indonesia dibangun dengan kesepakatan atas perbedaan keanekaragaman itu.

Karena itu, pihaknya tidak setuju adanya kelompok tertentu yang ingin mengubah menjadi Pancasila Syariah.

"Kita berbahaya jika terdapat Pancasila Syariah maka besok lusa akan adanya pancasila-pancasila lainya. Karena itu, ideologi Pancasila harga mati dan tidak bisa diubah kembali," katanya menegaskan.

Menurut dia, masyarakat Indonesia wajib mengamalkan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari karena mampu mempersatukan bangsa.

Saat ini, kehidupan masyarakat rukun, toleransi,saling menghargai dan menghormati.

Pengamalan Pancasila dapat meningkatkan kesejahteraan,karena negara menjadi aman dan nyaman.

Selain itu juga Pancasila dapat mewujudkan kedamaian dan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia.

"Kita minta Pancasila itu terus diamalkan dalam kehidupan bermasyarakat," katanya.

Sementara itu, tokoh perempuan juga Ketua Fatayat Nahdlatul Ulama Kabupaten Lebak Siti Nurasiah mengatakan Pancasila tidak bertentangan dengan agama Islam, bahkan justru Pancasila sebenarnya sudah sesuai dengan spirit ajaran agama Islam yang "rahmatan lil alamin".

Namun, Pancasila memang tidak disamakan kedudukan dengan agama atau kitab suci serta bersifat universal di dunia dan akhirat.

"Kita sebagai warga penting mengamalkan Pancasila,karena tidak bertentangan dengan ajaran Islam," katanya menjelaskan.

Pemuka Adat Badui yang juga Kepala Desa Kanekes Kecamatan Leuwidamar Kabupaten Lebak, Saija mengatakan masyarakat Badui mencintai Pancasila dan Undang-Undang Dasar 45 sebagai ideologi bangsa Indonesia.

Masyarakat Badui yang berpenduduk sekitar 10.500 jiwa menilai Pancasila menjadikan "harga mati" dan tidak bisa diganti lagi ideologi negara itu.

"Kami sangat mencintai Pancasila dan UUD 45 karena hidup menjadi rukun, damai, tentram dan aman," katanya.

Baca juga: Pakar asing sebut Pancasila dapat jadi dasar geopolitik dunia

Baca juga: Siti Zuhro: Penerapan Pancasila butuh panutan, bukan sekadar slogan

Baca juga: Sekjen MPR sebut kognisi Pancasila generasi muda jangan terputus

 

Pewarta: Mansyur suryana
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2019