Jangan sampai beberapa tahun ke depan ketika bencana terjadi, mereka pula yang kocar-kacir,
Padang, (ANTARA) - Wakil Wali Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar), Hendri Septa mengatakan edukasi kebencanaan harus dilakukan secara berkelanjutan untuk mengurangi risiko ketika bencana itu terjadi.

"Mitigasi, penyuluhan, pelatihan kebencanaan harus terus dilakukan secara berkelanjutan. Peristiwa gempa yang melanda Sumbar sepuluh tahun lalu harus menjadi pembelajaran bersama," katanya di Padang, Senin.

Hal itu dikatakannya usai peringatan peristiwa gempa Sumbar pada 30 September 2009 yang dilaksanakan di monumen korban gempa Padang.

Menurutnya edukasi secara berkelanjutan juga akan berguna bagi generasi muda, apalagi anak-anak yang belum lahir pada 2009 sehingga tidak tahu tentang bencana yang pernah terjadi.

"Jangan sampai beberapa tahun ke depan ketika bencana terjadi, mereka pula yang kocar-kacir. Karena itulah orang tua, masyarakat, serta pemerintah harus berperan dalam memberikan edukasi," jelasnya.

Ia menceritakan saat gempa satu dekade lalu mitigasi dan pengetahuan masyarakat tentang kebencanaan masih minim.

Baca juga: Padang akan peringati 10 tahun musibah gempa 30 September 2009

"Namun saat ini kami meyakini pengetahuan masyarakat terus membaik dan mengetahui langkah-langkah untuk menyelamatkan diri saat gempat terjadi.

Sementara Kepala Pelaksana BPBD Padang, Edi Hasyimi juga mengatakan peristiwa gempa 2009 sangat mengejutkan serta menakutkan.

"Saat itu belum teredukasi dengan baik tentang bencana, sehingga bertebaran isu-isu yang menambah besar ketakutan warga," sebutnya.

Ia mengemukakan peristiwa sepuluh tahun harus dijadikan pemicu serta menjadi tonggak untuk selalu siap dan cerdas bencana.

BPBD telah melakukan berbagai program terkait kebencanaan, seperti sosialisasi penanggulangan bencana kepada keluarga sebanyak 34.500 rumah dari target kurang lebih 250.000 rumah.

Baca juga: Padang perlu tingkatkan mitigasi agar siap hadapi gempa, kata pakar

selain itu juga dilakukan uji rencana kontijensi dalam menghadapi bencana tsunami dan penguatan sistem peringatan dini.

"Saat ini Padang memiliki 20 sirine peringatan tsunami, alat pendeteksi gempa bekerjasama dengan BMKG di 90 titik, pemasangan rambu evakuasi sekitar 400 unit, dan lainnya," tambahnya.

Pada bagian lain, peringatan sepuluh tahun gempa itu dihadiri unsur Forum Komunikasi Pimpinan Daerah, tokoh masyarakat Fauzi Bahar, insan kebencanaan, dan puluhan warga.

Dalam kegiatan itu dilakukan doa bersama, penaburan bunga, dan pembunyian sirine sekitar pukul 17.16 WIB bertepatan dengan kejadian gempa bumi pada 30 September dengan kekuatan magnitudo 7,6.

Baca juga: 10 tahun gempa Padang dan peningkatan kewaspadaan bencana

Pewarta: Laila Syafarud
Editor: Hendra Agusta
Copyright © ANTARA 2019