Jakarta (ANTARA) - Atlet lompat jangkit Amerika Serikat Christian Taylor berhasil bangkit dari kegagalan untuk menjadi juara dunia pada pertandingan final Kejuaraan Dunia Atletik 2019 di Doha, Qatar, Minggu.

Menurut laman resmi IAAF, pada awal pertandingan, Will Claye lah yang justru mendominasi setelah melakukan lompatan sejauh 17,61 meter. Kemudian disusul oleh atlet asal Kuba Christian Napoles dengan jarak lompatan 17,36 meter.

Sementara itu, Taylor melakukan dua kali kesalahan (fouls) di awal pertandingan. Namun, hal tersebut justru memicunya untuk bangkit dan merengkuh podium pada pertandingan final yang berlangsung di Stadion Internasional Khalifa.

Kemenangan tersebut diraih oleh Taylor pada kesempatan keempatnya. Ia melakukan lompatan sejauh 17,92 meter, dan berhasil mengantarkannya untuk meraih gelar juara dunia keempat kalinya setelah sebelumnya dia meraih medali emas di Kejuaraan Dunia 2011, 2015, dan 2017.

Meskipun dia sempat tertinggal di awal pertandingan, Taylor tetap mengatakan pada dirinya sendiri untuk tetap tenang dan fokus dengan tujuannya untuk menjadi pemenang.

“Ketika kalian ingin mencapai rekor ini, kalian harus berusaha sekuat tenaga di sana (lintasan),” kata Taylor dikutip dari Reuters.

“Saya tidak ingin kembali ke hotel dan berpikir ‘apakah penampilan saya begitu buruk?’ Saya bekerja keras di sana (lintasan).”

Sementara rekan senegara Taylor, yang sempat memimpin di ronde pertama mendapatkan medali perak setelah melakukan lompatan terbaik 17,74 meter. Medali perunggu diraih oleh atlet Burkina Faso Hugues Fabrice Zango dengan hasil akhir lompatan 17,66 meter.

Pewarta: Shofi Ayudiana
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2019