Palu (ANTARA) - Perempuan korban gempa dan tsunami di Kota Palu, Sulawesi Tengah, yang tinggal di hunian sementara Vatupondolu dan Pacuan Kuda, Kelurahan Panau, Kecamatan Palu Utara, diajari ilmu bela diri agar bisa melindungi diri.

"Untuk melakukan pencegahan, khususnya proteksi diri, bagi para perempuan penyintas, khususnya yang ada di wilayah Huntara, salah satunya adalah memberi pengetahuan tentang pentingnya mempelajari ilmu pertahanan diri," kata Fiani Rizky dari Yayasan Sikola Mombine Sulawesi Tengah di Palu, Minggu.

Ia mengatakan perempuan korban bencana yang tinggal di pengungsian maupun hunian sementara rentan menjadi korban kekerasan dan pelecehan seksual.

"Inilah mengapa aktivitas rekreasional program ERR Sikola Mombine bersama YAPPIKA Actionaid dilaksanakan," kata Fiani.

Sikola Mombine bersama YAPPIKA Actionaid memberikan pelatihan hapkido kepada perempuan korban gempa Palu. Mereka melibatkan dua instruktur hapkido dari Hapkido Indonesia Sulawesi Tengah.

Instruktur nasional Hapkido Indonesia Sulawesi Tengah Ady Kasmadin AR dan asisten pelatih Fitri membantu perempuan korban gempa menempa kemampuan bela diri di kompleks hunian sementara Kelurahan Panau.

Anggota Balai Belajar Kampung Panau di Kelurahan Panau pun sangat bersemangat mempelajari ilmu bela diri, yang akan membuat mereka memiliki kemampuan untuk melindungi dan menyelamatkan diri jika ada yang hendak menyerang.

Pelatihan bela diri itu juga ditujukan untuk meningkatkan keakraban anggota Balai Belajar Kampung Kelurahan Panau Yayasan Sikola Mombine.
 
Sikola Mombine bersama YAPPIKA Actionaid menggelar pelatihan bela diri bagi perempuan korban gempa di Palu, Sulawesi Tengah. (ANTARA/HO Sikola Mombine)

Pewarta: Muhammad Hajiji
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2019