Ambon (ANTARA) - Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Kepulauan Tanimbar menyatakan sejauh ini belum ada laporan mengenai kesehatan masyarakat yang terganggu akibat mengkonsumsi ikan-ikan dasar yang mati di pesisir pantai Desa Lelingluan, Kecamatan Tanimbar Utara.

"Kami tidak mendapatkan laporan terkait masyarakat yang sakit akibat mengkonsumsi ikan-ikan yang mati itu," kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Kepulauan Tanimbar Vinansius Batlajery saat dihubungi dari Ambon, Rabu.

Sebelumnya dalam laporan warga telah ditemukan ikan dasar dan biota laut lainnya, seperti ular laut, kepiting, gurita, kepiting dan cumi-cumi di pesisir pantai Desa Lelingluan, Kecamatan Tanimbar Utara, Kabupaten Kepulauan Tanimbar pada 12 Oktober 2019, sekitar pukul 06.30 WIT.

Baca juga: LIPI imbau masyarakat tidak panik dengan kematian ikan di Tanimbar

Peristiwa yang terjadi sekitar pukul 06.30 WIT sempat menghebohkan warga setempat, mereka kemudian mengumpulkan bangkai-bangkai biota laut yang mati untuk dibawa pulang dan dikonsumsi.

Vinansius mengatakan pihaknya belum bisa memberikan keterangan lebih jauh mengenai peristiwa yang terjadi di Desa Lelingluan, karena belum ada hasil analisa ilmiah dan uji laboratorium terhadap sampel biota laut yang mati.

Hal itu dikarenakan keterbatasan peralatan dan tidak adanya laboratorium untuk digunakan untuk meneliti. Tapi sejauh ini belum ada laporan ataupun keluhan dari masyarakat terkait gangguan kesehatan akibat mengkonsumsi bangkai biota laut yang mati tersebut.

Kendati demikian, DKP Kepulauan Tanimbar telah berkoordinasi dengan Pembangunan Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (PSKPT) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), agar bisa dilakukan pengujian sampel biota laut yang mati.

Baca juga: Warga heboh, ikan mati massal di pantai Lolonluan terjadi dua kali

"Kami tidak bisa menganalisis karena memang tidak ada peralatan juga, tapi kami sudah koordinasi dengan PSKPT KKP, sampelnya sudah dikirim untuk bisa diuji secara ilmiah. Mudah-mudahan hasilnya bisa segera keluar," imbuh Vinansius.

John Fareman (33), seorang warga Desa Lelingluan mengatakan matinya ikan dan biota laut di pesisir pantai cukup mengagetkan warga setempat, karena peristiwa seperti belum pernah terjadi sebelumnya.

Warga, kata dia masih menunggu penjelasan dari DKP Kepulauan Tanimbar mengenai fenomena yang terjadi pada 12 Oktober kemarin.

"Setahu saya belum pernah terjadi sebelumnya di sini. Kami juga masih menunggu informasi lanjutan dari DKP, karena sampai hari ini belum ada penjelasan apa-apa soal fenomena itu," ujarnya.

Pewarta: Shariva Alaidrus
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2019