Padang (ANTARA) - Jasa menggosok pakaian menggunakan setrika arang masih bertahan di Pasar Raya Padang, Sumatera Barat, hingga sekarang, ketika layanan penatu dengan peralatan modern serta berbagai jenis dan merek setrika listrik dan setrika uap bisa diperoleh dengan mudah di kebanyakan daerah. 

Di Pasar Raya Padang, Darman (61) masih mempertahankan layanan melicinkan pakaian menggunakan setrika arang dengan upah Rp3.000 per helai pakaian.

"Pekerjaan ini sudah cukup lama saya jalani, bahkan sudah menjadi hobi bagi saya, setidaknya sebagai pengisi hari-hari tua saya," katanya di Padang, Sabtu.

Dalam menjalankan usahanya, dia menggunakan setrika terbuat dari bahan kuningan yang dipesan dari daerah Sungai Pua di Bukittinggi.

"Beratnya sekitar dua kilogram, tujuannya supaya membuat kain yang kusut menjadi lebih rapi," kata Darman mengenai setrika yang sudah bertahun-tahun dia gunakan.

Darman belajar mengelola usaha gosok pakaian menggunakan setrika arang dari orang tuanya pada 1976. Setelah orang tuanya, dia melanjutkan usaha tersebut hingga sekarang.

"Sudah puluhan tahun saya menggeluti usaha ini, bahkan anak saya yang dulunya masih kecil sekarang sudah besar dan sudah berumah tangga. Sedih saja rasanya jika usaha ini saya lepaskan begitu saja," kata dia.

Dari usaha layanan setrika arangnya, Darman memperoleh pendapatan Rp50.000 per hari dan menggunakan sebagian di antaranya untuk membeli arang dengan harga Rp15.000 per kilogram.

"Biasanya pesanan yang paling banyak sekitar 30 helai atau 40 helai kain, itu pun hanya sesekali dari tukang jahit," kata dia.

Saat ini, pelanggan layanan Darman kebanyakan penjahit pakaian yang menjalankan usaha di sekitar Pasar Raya Padang. Selain itu, ada beberapa penjahit dari luar kota seperti Solok.

Di antara pelanggan Darman, ada Ujang (50), yang sudah langganan menggunakan jasa setrika arang Darman sejak membuka usaha jahit pakaian di Pasar Raya Padang.

"Kalau menggosok menggunakan setrika arang jauh lebih rapi dan tidak mudah kusut dibandingkan setrika listrik," kata Ujang, yang berharap Darman bisa terus melanjutkan usahanya.

Baca juga: Mesir lestarikan tradisi menyetrika menggunakan kaki

Pewarta: Laila Syafarud
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2019