Banda Aceh (ANTARA) - Asosiasi Provinsi PSSI Aceh menyatakan provinsi ujung barat Indonesia tersebut kekurangan wasit bersertifikasi, terutama C1 dan C2 PSSI yang merupakan syarat minimal memimpin pertandingan tingkat provinsi.

Ketua Asosiasi Provinsi PSSI Aceh Nazir Adam di Banda Aceh, Sabtu, mengatakan, selama ini di Aceh banyak wasit yang mengantongi sertifikasi C3, sedangkan C2 dan C1 masih sangat sedikit.

"Kekurangan wasit ini membuat PSSI maupun pihak lainnya di Aceh terkendala menggelar pertandingan tingkat provinsi, seperti kompetisi Liga 3," ungkap Nazir Adam.

Oleh karena itu, lanjut Nazir Adam, Asosiasi Provinsi PSSI Aceh terus berupaya melahirkan wasit bersertifikasi C2 guna memenuhi kebutuhan terhadap perangkat pertandingan.

Upaya yang dilakukan di antaranya menggelar kursus wasit sertifikasi C2 PSSI. Kursus yang digelar sejak 15 Oktober lalu berhasil meluluskan 31 wasit yang berasal dari 23 kabupaten/kota di Aceh serta dua orang di antaranya dari Sumatera Utara.

"Walau mereka sudah dinyatakan lulus dan mengantongi sertifikasi C2 PSSI, namun mereka harus mengikuti satu ujian lagi sebelum memimpin pertandingan," sebut Nazir Adam.

Mantan Wakil Bupati Pidie tersebut mengingatkan, wasit yang lulus sertifikasi, tidak berhenti di C2, tetapi bisa ditingkatkan ke C1. Bahkan harus bisa menjadi wasit FIFA yang memimpin pertandingan internasional.

"Kami juga mengingatkan agar menjadi perangkat pertandingan yang profesional serta mengubah citra jelek wasit selama ini. Tugas wasit tidaklah enak dan harus siap menerima ucapan negatif masyarakat," kata Nazir Adam.

Baca juga: PSSI minta pelatih berlisensi aktif bina sepak bola Aceh

Baca juga: 29 pelatih ikut kursus lisensi D PSSI

Pewarta: M.Haris Setiady Agus
Editor: Aris Budiman
Copyright © ANTARA 2019