Jayapura (ANTARA News) - Dewan Adat Papua (DAP) dan panitia penyelenggara acara peringatan Hari Internasional Hak-hak Masyarakat Pribumi menyatakan bertanggungjawab atas insiden pengibaran bendera Bintang Kejora yang dikibarkan di Wamena, ibukota Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua, Sabtu. Bendera Bintang Kejora oleh sekelompok warga masyarakat Papua dijadikan sebagai lambang kemerdekaan Papua. Hal itu disampaikan juru bicara panitia dan salah seorang pengurus DAP Seby Sambom kepada ANTARA melalui telepon selular dari Wamena sehubungan dengan digelarnya acara peringatan Hari Internasional Hak-Hak Masyarakat Pribumi yang diselenggarakan DAP di wilayah itu. "DAP bertanggungjawab atas acara peringatan hari internasional hak-hak masyarakat pribumi dan bertanggungjawab pula atas insiden pengibaran bendera Bintang Kejora dan Bendera PBB serta bendera Indonesia Merah-Putih," katanya. Dia mengatakan, setelah dikibarkan bendera tersebut, polisi melepaskan tembakan peringatan dan bendera itu pun diturunkan. Menjawab pertanyaan, apakah DAP dan panitia penyelenggara acara ini sudah mendapat izin dari Kepolisian Resort (Polres) Jayawijaya, Seby mengatakan, pihaknya sudah memberitahukan kegiatan ini kepada polisi. Tapi ia tidak menyebutkan apakah sudah mendapat izin dari polisi. "Kami berpendapat karena hari internasional ini dirayakan di semua negara maka kami memberitahu kepada polisi mengenai acara ini," katanya singkat. Sementara itu, Kapolda Papua Irjen Pol FX Bagus Ekodanto menegaskan, pihaknya segera meminta pertanggungjawaban dari Dewan Adat Papua (DAP) atas insiden pengibaran bendera Bintang Kejora di Wamena, ibukota Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua pada Pkl 14.55 WIT. Pertanggungjawaban itu diminta karena acara peringatan Hari Internasional Hak-Hak Masyarakat Pribumi yang dipusatkan di lapangan Sinabuk, Wamena itu sebelumnya sudah dilarang dan tidak diizinkan. Namun ternyata mereka tetap menggelar acara tersebut dan mengibarkan bendera Bintang Kejora dan bendera PBB serta bendera Merah Putih sehingga aparat berupaya menurunkannya, ungkap Kapolda ketika dihubungi ANTARA melalui telepon selularnya. Dikatakannya, dari laporan terungkap bendera berhasil diturunkan dan situasi Kamtibmas masih terkendali. Ketika ditanya tentang adanya warga sipil yang tewas kena tembakan, Kapolda dengan tegas mengatakan dirinya belum mendapat laporan. "Yang pasti saat ini situasi sudah dapat dikendalikan," tegas Kapolda Papua, Irjen Pol FX Bagus Ekodanto.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008