Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum Pimpinan Pusat Perkumpulan Gerakan Kebangsaan (DPP PGK) Bursah Zarnubi mengatakan nilai-nilai Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928 silam untuk memperkokoh persatuan bangsa sekaligus menjadi pendorong bagi anak bangsa untuk menjadi pemenang di era kemajuan teknologi dan kerasnya persaingan global.

Hal ini diungkapkan Bursah Zurnabi dalam sambutannya di acara diskusi bertajuk "Menggelorakan Sumpah Pemuda Dalam Pembangunan Berkelanjutan" yang diselenggarakan oleh DPP PGK memperingati Sumpah Pemuda Ke-91 di Jakarta, Rabu.

Menurut Bursah, semua anak bangsa harus selalu memiliki kesadaran kolektif bahwa Indonesia merupakan negara besar dan majemuk.

"Dengan kemajemukan seperti itu, aset utama bangsa ini adalah spirit persatuan, toleran terhadap perbedaan, kerukunan, kekompakan, dan persaudaraan. Bersatu di tengah keberagaman, sesuai dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang tertulis di kaki Garuda Pancasila, lambang negara Indonesia," ujar Bursah seperti dalam rilis acara diskusi ini.

Bursah juga mengatakan bahwa generasi muda harus menjaga dan merawat persatuan karena ancaman terhadap persatuan, kedamaian, kerukunan bangsa bisa datang dari banyak sisi.

Mulai dari masalah kemiskinan, isu ketidakadilan pembangunan seperti dominasi kelompok atau daerah tertentu dalam menikmati hasil pembangunan, kepentingan asing untuk menguasai ekonomi Indonesia, hingga masuknya paham-paham baru akibat pengaruh globalisasi yang bertentangan dengan ideologi Pancasila.

Baca juga: Pembelajaran Pancasila dinilai semakin terdegradasi oleh waktu

Baca juga: BPIP rumuskan panduan penyusunan peraturan sesuai nilai Pancasila

Baca juga: Menristek inginkan mahasiswa jadi inovatif-kreatif amalkan Pancasila


Sementara itu anggota Komisi I DPR dari Fraksi PAN Farah Puteri Nahlia mengatakan bahwa pemuda Indonesia harus memiliki semangat untuk maju dan berkembang, sehingga bisa berkontribusi terhadap bangsa dan negara.

Menurut dia, ada tiga hal bagi anak muda yang harus diutamakan seiring perjalanan waktu dan zaman. Ketiga hal tersebut, kata dia, adalah education, empowerment dan enterpreneurship. Education adalah betapa pentingnya ilmu pengetahuan untuk membangun karakter diri sendiri dan bangsa.

Sementara, enterpreneurship menyangkut jiwa kewirausahaan yang harus dimiliki semua anak bangsa. Enterpreneurship menjadi penting untuk menumbuhkan jiwa pemberani dalam membangun usaha dan kreatifitas, kendati penuh resiko.

Kemudian empowerment ini terkait dengan pemberdayaan sumber daya manusia. Dan empowerment pemberdayaan ini adalah kombinasi dari education dan enterpreneurship.

"Kita harus bisa memberdayakan kemampuan kita tersebut sehingga kita bisa mencapai cita-cita kita," kata Farah.

Dalam acara diskusi dalam rangka memperingati Sumpah Pemuda Ke-91 ini, hadir sebagai keynote speaker adalah Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad dan para narasumber adalah Anggota DPR Farah Puteri Nahlia, Direktur Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno dan Ketum PB HMI Saddam Al Jihad.

Pewarta: Joko Susilo
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2019