Pontianak (ANTARA) - Kota Pontianak menjadi sebuah kota yang memiliki cukup banyak warung kopi dan tersebar hingga sudut kota. Bahkan saat ini warung kopi baik yang dikelola secara tradisional maupun modern terus menjamur. Tidak sulit menemukan warung kopi dengan penawaran cita rasa dan aroma yang beragam di kota ini.

Sehingga sebutan sebagai kota seribu warung kopi dengan beragam aktivitas dan sensasi tersendiri tidak terbantahkan. Aktivitas ngopi di mana pun bisa menjadi satu destinasi wisata tersendiri.

Setiap hari penikmat kopi, mulai dari kalangan remaja hingga orang tua tampak bersosialisasi di warung kopi.

Aktivitas ngopi kini bukan hanya sekedar menyeduh kopi dan menikmati pahitnya kopi semata, namun sudah menjadi ajang silaturahim, lobi-lobi politik dan diskusi usaha serta mencari sejuta inspirasi.

Kota yang mengandalkan sektor jasa dan perdagangan ini menjadi hidup 24 jam karena warung kopinya. Apalagi di kawasan Jalan Gajah Mada yang dijadikan sebagai area coffee street, ngopi hingga larut malam ada di sini.

Dari ribuan warung kopi yang ada sejumlah tempat yang wajib disambangi ketika ke Pontianak. Tidak sah ke kota khatulistiwa ini kalau belum ngopi di warung kopi yang selalu dikunjungi dari berbagai pihak seperti pengusaha, politikus bahkan dari menteri hingga Presiden.

Warung Kopi Asiang dan Warung Kopi Aming, contohnya, selalu menjadi rekomendasi oleh siapa pun dan memang cita rasa dan suasana diberikan sangat spesial sehingga melegenda.

Kopi Asiang dengan pemiliknya Yohanes Fendi atau akrab disapa Koh Asiang yang turun langsung menyajikan kopi dengan gaya telanjang dada memberikan hal yang berbeda, unik dan menarik. Banyak kalangan tertarik bukan hanya rasa nikmat kopinya, namun cara membuat kopi dengan disaring dan ditarik dengan telanjang dadanya tersebut.

Wedang-wedang kopi di warung kopi Asiang disuguhkan dengan cangkir keramik khas Cina tempo dulu menambah hal yang berbeda. Sejak pagi di warung kopi yang beralamat di Jalan Jalan Merapi, Benua Melayu Darat, Pontianak sudah dan selalu ramai.

Selanjutnya Warung Kopi Aming yang tidak boleh dilewati ketika ke Pontianak karena terkenal dengan rasanya yang pas, kata mayoritas penikmat kopi.

Warung Kopi Aming yang terletak di Jalan H Abas dan beberapa cabang lainnya tersebut selalu penuh, terutama dari kalangan milenial. Ternyata Warung Kopi Aming tidak kalah dengan Warung Kopi Asiang. Warung Kopi ini selalu menjadi pilihan karena jaminan rasa kopinya.

Baca juga: Tumbuhkan ekonomi kreatif digelar "Pontianak Fashion Coffee Week"

Baca juga: Presiden Jokowi seruput kopi "Aming" Pontianak



Kebanggan Pontianak

Warung Kopi Aming yang hadir pada 2002 silam memang sejak awal bukan hanya sebatas warung kopi saja, tetapi juga berbisnis dalam penyediaan kopi bubuk nya.

Bahkan kini kopi bubuk kemasan dengan merek Kopi Aming bukan hanya bisa dinikmati oleh warga Pontianak atau Kalbar, juga bisa rasakan nikmatnya oleh seluruh masyarakat Indonesia karena selain tersedia di pasar tradisional, tetapi juga tembus pasar modern dan online.

Apalagi saat ini warung kopinya juga terus melakukan ekspansi usaha dengan total 10 outlet atau kedai warung kopi. Di luar Kalbar, Warung Kopi Aming juga eksis di Transmart Bogor dan Serpong.

"Sebenarnya orang tua saya sebelumnya sudah membuka warung kopi dan menjual kopi bubuk. Namun, saat itu tidak menggunakan merek," ujar Limin, pemilik Kopi Aming, di Pontianak, Minggu.

Sebenarnya Limin yang merupakan karyawan leasing tidak tertarik akan bisnis kopi. Berhubung usaha orang tua dalam menjual kopi tergerus karena dampak bisnis kayu di Kalbar yang saat itu anjlok, usahanya terus susut.

Dengan keadaan itu, Limin mengambil alih dan masih dalam produksi kopi secara manual. Dalam tiga tahun pertama, semua berjalan seadanya. Seiring waktu dan Limin membuat merek Kopi Aming. Peracikan kopi bubuk yang pas membuat usaha terkenal dan melejit

Baca juga: Pontianak miliki penguji citarasa kopi berkelas dunia

Baca juga: Aparat Pontianak merazia siswa bolos sekolah di warung-warung kopi



Testers terbaik 

Tren minum kopi yang semakin marak hingga ke generasi muda dan menjadikan profesi barista semakin dikenal belakangan ini. Banyak anak muda pun mendambakan menjadi seorang barista. Namun, profesi ini tidak semudah yang dibayangkan sebab butuh keterampilan.

Meski profesi barista sangat butuh keterampilan yang mumpuni, anak muda Pontianak ternyata mampu bersaing dan bahkan di tingkat nasional dan internasional.

Dimas Fajar, contohnya sebagai barista dan pemilik Segita Coffee bisa menjadi satu di antara deretan testers terbaik yang dimiliki Indonesia. Hal itu ditunjukkan dengan prestasinya mewakili Indonesia di ajang World Coffee Event 2017 yang digelar di Budapest, Hungaria.

"Saya bersyukur dan bangga bisa mewakili Indonesia sebagai barista untuk testers. Ini pengalaman untuk memotivasi saya lebih baik," kata dia.

Bagi Dimas, nikmati kopi bukan hanya di lidah semata,, namun harus dirunut dari petani, distributor, roaster, kedai kopi dan baru konsumen. Sehingga baru ada cita rasanya.

Kemudian untuk melakukan sensor aroma dan kenikmatan kopi juga bukan pada lidah, juga pada indra penciuman.Tiap kopi memiliki aroma, bukan hanya sebatas pahit atau asam serta lainnya.

Terkait peluang kerja sebagai barista sendiri bagi Dimas, saat ini sangat terbuka lebar dan bahkan bisa menjadi sandaran hidup. Hal itu tentu butuh sertifikasi agar ada standar.

Di Kalbar sendiri, khususnya dari Pontianak sudah memiliki tiga orang penguji kopi. Dengan adanya pengujian tersebut tentu mendorong SDM, terutama pebisnis kopi di Pontianak untuk lebih maju dan bisa dikenal dunia.


Dukungan Pemkot Pontianak 

Dengan kekayaan tradisi dan aktivitas ngopi di Pontianak menjadi perhatian pemerintah kota dan itu ditunjukkan dengan dukungan  dan fasilitas untuk mempromosikan dan memajukannya. Sang wali kota sebenarnya juga memiliki merek kopi sendiri yakni, Bang Edi.

Untuk mendukung sektor industri kreatif tersebut pemerintah melaksanakan Pontianak Fashion Coffee Week 2019. Berbagai jenis kopi dengan beragam cara pengolahannya menjadi sebuah suguhan menarik pada Pontianak Fashion Coffee Week yang berlangsung 16 - 17 September 2019.

Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono menyatakan gelaran ajang dan festival merupakan satu di antara upaya Pemkot Pontianak dalam memfasilitasi dan menggagas kegiatan ekonomi kreatif.

Edi menyebutkan bahwa Pontianak sudah dikenal sebagai kota dengan jumlah warung kopi terbanyak dan penikmat kopi terbesar. Melalui Pontianak Fashion Coffee Week ini, para penggemar kopi dan masyarakat akan bertambah wawasannya bahwa banyak varietas kopi yang ada di dunia dan produk turunannya.

Semua hal berkaitan dengan kopi, barista kopi, testers kopi yang berkelas dan tidak kalah dengan negara-negara lainnya ada di Pontianak Fashion Coffee Week ini.*

Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019