Sampai saat ini sudah ada 100 daerah yang diantisipasi
Kulon Progo (ANTARA) - Pemerintah Republik Indonesia melakukan pendeteksian warga negara yang datang ke Indonesia dari Wuhan, ibu kota Provinsi Hubei, Tiongkok, sebagai kawasan suspek virus corona.

Wakil Presiden Republik Indonesia Ma'ruf Amin di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jumat, mengatakan Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kesehatan melakukan pendeteksian warga negara yang datang dari Tiongkok.

Sampai saat ini, di Indonesia belum ada pasien yang dilaporkan adanya pasien suspek Virus Corona.

Baca juga: Dokter: Virus corona akibatkan infeksi gejala ringan hingga berat

Baca juga: MPR: Pemerintah keluarkan "travel warning" ke kota asal virus Corona


"Sampai saat ini sudah ada 100 daerah yang diantisipasi," kata Ma'ruf Amin disela - sela kunjungan kerja di Bandara Internasional Yogyakarta.

Sebelumnya, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengatakan telah menyiagakan thermo scanner (alat pengukur suhu tubuh) di 135 pintu masuk negara, baik darat, laut, maupun udara, ada langkah lain yang juga telah dilakukan pihaknya.

"Antisipasi kita lakukan terus menerus, mulai dari pintu bandara, edukasi kepada masyarakat," kata Terawan.

Ia meminta masyarakat tetap tenang antisipasi virus corona. Kemenkes akan melakukan health alert card, edukasi dan informasi kepada masyarakat, hingga menyiapkan 100 rumah sakit rujukan infeksi emerging.

Selain itu, Kemenkes bekerja sama lintas-sektor serta memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai dampak kesehatan akibat virus tersebut.

"Saya kan sudah utarakan di media massa berlakulah hidup sehat, kalau batuk ya ditutup, kalau sedang flu ya pakai masker, jangan sampai menulari temannya," kata dia.

Terawan mengingatkan, bila nantinya didapati warga yang memiliki gejala seperti terkena paparan virus tersebut, diharapkan agar proses diagnosa dilakukan secara detail dan lengkap. Mengonfirmasi riwayat perjalanan serta interaksi kepada pasien yang terjangkit harus dilakukan secara detail guna memastikan apakah pasien itu benar-benar terjangkit virus tersebut atau tidak.

Langkah ini penting agar nantinya justru tidak menimbulkan kesalahan diagnosis yang akan berujung pada kesalahan pada penyebaran informasi kepada masyarakat. Sebab, dampak yang timbul dari penyakit ini tak hanya semata-mata pada aspek kesehatan semata, tetapi juga dapat berdampak pada aspek perekonomian negara.

"Diwaspadai nomor satu adalah riwayat perjalanannya, itu sangat penting, atau kontak dengan siapa, itulah yang harus kita tahu," kata dia.

Baca juga: 93 WNI tertahan di Wuhan

Pewarta: Sutarmi
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2020