bagaimana kaum milenial bisa menghadapi bonus demografi pada tahun 2045
Makassar (ANTARA) - Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah, berharap pertukaran pelajar antara mahasiswa Indonesia dengan Jepang merupakan cikal bakal perubahan baik masing-masing negaranya maupun dunia.

"Saya berharap semua mahasiswa pertukaran pelajar ini adalah yang akan mengubah Indonesia bahkan mengubah dunia," kata Guru Besar Fakultas Kehutanan Unhas Makassar ini, saat berdiskusi dengan 24 rombongan peserta pertukaran pelajar Indonesia-Jepang dari perwakilan enam universitas ternama di kedua negara di rumah jabatan Gubernur Sulsel di Makassar, Minggu.

Nurdin Abdullah saat berdiskusi dengan seluruh peserta pertukaran pelajar Indonesia-Jepang banyak memberikan motivasi, bagaimana generasi milenial sebagai tumpuan harapan bagi bangsa dan negara.

"Terutama bagaimana kaum milenial bisa menghadapi bonus demografi pada tahun 2045," tuturnya.

Baca juga: Dubes: Mahasiswa Indonesia belajar di Jepang masih sedikit

Alumni Universitas Kyushu Jepang ini berharap, untuk mahasiswa pertukaran pelajar asal Indonesia dapat mencermati baik-baik bagaimana orang Jepang mengerjakan sesuatu secara teamwork.

"Tidak menonjol sendiri-sendiri karena mereka kerja tim, semua saling mengisi, semua punya kelemahan, tapi kalau kekurangan akan ditutupi dengan kerja tim," jelas sosok pemimpin dengan sejuta inovasi ini.

Lebih jauh, Nurdin Abdullah menjelaskan bagaimana perbedaan antara budaya Indonesia dengan Jepang. Jepang memiliki cara unik untuk mendidik anak usia dini dan sangat berbeda jauh dengan metode mendidik di Indonesia.

"Orang Jepang dari kecil sudah diajarkan semua bagaimana dokter, bagaimana mengenal polisi. Di Indonesia justru ditakut-takuti anak-anak dengan polisi dan dokter. Makan nak, kalau tidak makan disuntik dokter, jangan nakal nak nanti ditangkap sama polisi," jelas mantan Bupati Bantaeng 2008-2018 ini.


Baca juga: UMSU sosialisasi pertukaran dan magang mahasiswa ASEAN

Pewarta: Abdul Kadir
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2020