Surabaya (ANTARA) - Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini, menjadi dosen tamu di Program Pendidikan Regular Angkatan (PPRA) LX/2020 Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) via konferensi jarak jauh di tengah kesibukannya menangani Covid-19 dari Balai Kota Surabaya, Selasa.

Risma menyapa para peserta PPRA Lemhannas untuk mengawali pertemuannya yang berlangsung sekitar dua jam itu. Ia memaparkan keberhasilannya dalam membangun Surabaya terhitung sejak awal pertama menjabat sebagai wali kota pada 2010 hingga saat ini.

"Kota bukanlah kata benda, melainkan kata yang di dalamnya terdapat makhluk hidup termasuk manusia dengan segala keanekaragamannya," kata Risma di forum PPRA Lemhannas yang bertajuk "Kebijakan Tata Kota Surabaya" untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat yang diikuti sekitar 100 orang anggota itu.

Baca juga: Risma sikapi peningkatan kasus COVID-19 di Surabaya

"Jadi yang paling penting kota ini ada manusia yang semua memiliki keinginan dan kebutuhan masing-masing. Itu mengapa saya mencoba membuat seluruh kota ini bisa dinikmati seluruh lapisan masyarakat," kata dia.

Ia menceritakan dahulu saat pertama kali menjabat sebagai wali kota Surabaya pada 2010, saat itu hampir 30 persen penduduk Surabaya tidak mampu. Risma memulai mengatasi kemiskinan dengan menggerakkan mesin kedua, yakni para istri untuk berpenghasilan meskipun dari rumah. Dari situlah lahir program Pahlawan Ekonomi.

"Kita ajarkan mereka menghasilkan sebuah produk baik makanan maupun kerajinan tangan. Kemudian selang lima tahun saya evaluasi ternyata hasilnya cukup bagus. Beberapa dari mereka pemasukannya sekitar Rp1 miliar per bulan," ujarnya.

Baca juga: Wali Kota Risma imbau ASN Pemkot Surabaya tidak mudik Lebaran

Selain itu, kata dia, pergerakan ekonomi juga dilakukan wali kota perempuan pertama di Surabaya ini khusus kalangan muda. Jika ibu-ibu melalui Pahlawan Ekonomi, maka yang muda-muda namanya Pejuang Muda.

Pemerintah Kota Surabaya juga membuat Koridor ruang kerja bersama yang menampung dan mengajak anak muda untuk bersaing di era industri 4.0. "Saya gerakkan mereka (anak muda) untuk membuat startup agar bisa bersaing di industri 4.0," katanya.

Tidak hanya itu, presiden Asosisasi Pemerintah Kota se-Asia Pasifik ini pun juga memaparkan strategi serta keberhasilannya dalam membangun infrastruktur, termasuk penanganan banjir, hingga bidang pendidikan.

Baca juga: Warga Surabaya yang isolasi mandiri terus disemangati wali kota

Bahkan, ia juga memastikan bahwa terkait pelayanan dan perijinan saat ini semuanya sudah lebih mudah dan cepat. Artinya segala macam perijinan bisa diakses melalui daring.

"Hampir seratus persen kami menggunakan elektronik. Perizinan kami hanya satu jam saja dan lebih memudahkan masyarakat," katanya.

Setelah dia memaparkan panjang lebar tentang berbagai hal yang telah dilakukan di Surabaya, para peserta kemudian berebut mengacungkan pertanyaan di sesi tanya jawab. 

Baca juga: Wali Kota Surabaya keluarkan protokol pengendalian mobilitas penduduk

Sementara itu, salah satu peserta asal Malaysia, Brigadir Jenderal Khairul Azmizal Bin Ahmad Natal, menyatakan pendapat positifnya atas semua capaian perempuan wali kota itu. 

Ia pun menjelaskan paparan wali kota yang sangat informatif ini membuat para peserta begitu bersemangat. Semua itu dinilai apa yang disampaikan Risma adalah bukti nyata yang memang sudah terbukti dilakukan di Kota Pahlawan.

Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2020