London (ANTARA) - Menjaga jarak minimal satu meter dan menggunakan masker serta pelindung mata merupakan cara terbaik untuk mengurangi risiko infeksi COVID-19, demikian menurut tinjauan terbesar studi transmisi penyakit virus corona sampai saat ini.

Tinjauan kumpulan bukti dari 172 studi di 16 negara, para peneliti menemukan bahwa rajin mencuci tangan dan kebersihan yang baik juga penting, meski semua tindakan tersebut tidak dapat memberikan perlindungan penuh.

Temuan, yang dipublikasi di jurnal The Lancet pada Senin, akan membantu mengarahkan pemerintah dan lembaga kesehatan, yang beberapa diantaranya memberikan imbauan yang bertentangan mengenai tindakan, yang sebagian besar disebabkan oleh keterbatasan informasi soal COVID-19.

"Temuan kami adalah yang pertama untuk menyatukan semua informasi langsung mengenai COVID-19, SARS, dan MERS, serta memberikan bukti terbaik yang ada saat ini tentang penggunaan optimal dari pengobatan umum dan sederhana untuk membantu 'meratakan kurva'," kata Holger Schnemann dari McMaster University di Kanada, yang turut memimpin penelitian.

Bukti saat ini menunjukkan COVID-19 paling umum menyebar melalui tetesan, terutama ketika orang batuk, dan menginfeksi dengan masuk melalui mata, hidung dan mulut, baik secara langsung maupun melalui permukaan yang terkontaminasi.

Untuk analisis ini, tim riset internasional melakukan tinjauan sistematis dari 172 studi yang mengevaluasi tindakan jaga jarak, masker dan pelindung mata untuk mencegah transmisi tiga penyakit yang disebabkan oleh virus corona, yakni COVID-19, SARS, dan MERS.

Para peneliti mencatat bahwa temuan, walaupun komprehensif, memiliki sejumlah keterbatasan untuk pandemi saat ini karena sebagian besar bukti berasal dari riset SARS dan MERS.

Namun mereka menemukan bahwa jaga jarak minimal 1 meter mengurangi risiko penularan COVID-19, dan bahwa jaga jarak 2 meter akan lebih efektif. Masker dan pelindung mata juga dapat menambah perlindungan, meski bukti untuk hal itu belum jelas, tambahnya.

Derek Chu, asisten profesor di McMaster University yang juga memimpin riset, mengatakan masyarakat harus memahami bahwa "menggunakan masker bukanlah alternatif untuk menjaga jarak, pelindung mata atau langkah dasar seperti kebersihan tangan."

Sumber: Reuters
Baca juga: Praktik jaga jarak fisik terkendala disiplin warga
Baca juga: Muslim Berlin shalat Jumat di gereja patuhi aturan jaga jarak
Baca juga: PM Selandia Baru Ardern ditolak masuk kafe karena aturan jaga jarak

Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2020