dana sekitar Rp3 miliar untuk karantina COVID-19
Batam (ANTARA) - Sebanyak 197 orang tenaga kerja Indonesia (TKI) masih berada di Rusun Pemkot Batam di Tanjunguncang, menunggu waktu kepulangan ke daerah masing-masing.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam Didi Kusmarjadi, Jumat, menyampaikan 13 orang TKI baru pulang ke daerahnya pada Kamis (4/6), dan tersisa 197 orang yang masih menunggu pemulangan.

"Dua orang ke Pekanbaru, seorang ke Palembang, seorang ke Jakarta, 3 ke Surabaya dan 6 ke Lampung," kata dia.

TKI itu tiba di Pelabuhan Internasional Batam Centre pada 21 Mei 2019, dan baru saja menyelesaikan masa karantina selama 14 hari, sehingga mereka sudah bisa kembali ke daerah asalnya.

Baca juga: Seorang TKA positif COVID-19 meninggal di Batam
Baca juga: Kepri rancang aplikasi penelusuran COVID-19


Ia mengatakan, pemulangan TKI itu dilakukan secara mandiri, sehingga tergantung kesiapan masing-masing pekerja migran itu.

Selama berada di Rusun Pemkot Batam di Tanjunguncang, seluruh biaya ditanggung pemkot setempat.

Sekretaris Dinas Sosial Kota Batam Leo Putra menyatakan pihaknya telah mengeluarkan dana ratusan juta untuk karantina lebih dari 200 TKI yang tiba di Batam akhir Mei itu.

"Pemkot menyiapkan dana sekitar Rp3 miliar untuk karantina COVID-19," katanya.

Tidak hanya TKI yang pulang melalui Batam, melainkan juga warga yang dikhawatirkan terpapar virus corona, dari hasil penyisiran Dinkes.

"Mereka dikarantina hingga hasil tes usapnya keluar. Apabila hasilnya negatif maka diperbolehkan kembali ke kediaman masing-masing. Namun apabila hasilnya positif, maka langsung dipindahkan ke rumah sakit rujukan untuk diisolasi," katanya.

Baca juga: Belum ada pasien positif COVID-19 baru di RSKI Pulau Galang
Baca juga: 154 warga positif COVID-19 di Batam



 

Pewarta: Yuniati Jannatun Naim
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2020