Pandeglang (ANTARA) - Tujuh nelayan Teluk Labuan Pandeglang yang mengalami kecelakaan laut di sekitar Pulau Rakata, Kamis (18/6) hingga hari keenam belum ditemukan oleh tim evakuasi gabungan.

"Pencarian nelayan hari keenam itu nihil," kata Kasubsi Basarnas Banten Heru, Rabu.

Baca juga: Tujuh nelayan Banten hilang diduga terbawa arus ke pesisir Sumatera

Tim evakuasi gabungan terdiri dari Basarnas Banten, Polairud dan TNI AL, hingga kini terus melakukan pencarian terhadap tujuh nelayan yang hilang.

Pencarian nelayan itu dilakukan dengan penyisiran menggunakan perahu RIB 02 milik Basarnas mulai Pulau Sangiang, Sumur, Ujung Kulon, Pulau Panaitan, Pulau Rakata hingga pesisir pantai Lampung. Namun, pencarian itu hingga saat ini belum menemukan ketujuh nelayan yang hilang tersebut.

Kecelakaan nelayan tersebut setelah KM Puspita Jaya yang ditumpangi 16 orang nelayan itu terbalik diterjang gelombang tinggi, Kamis (18/6).

Baca juga: Keluarga korban berharap nelayan yang hilang di Selat Sunda ditemukan

Baca juga: Tim gabungan cari tujuh nelayan Pandeglang, kerahkan 12 kapal


Pada saat kejadian, kata Heru, ada enam nelayan menyelamatkan diri dengan berenang menuju Pulau Rakata, namun mereka kembali lagi ke kapal yang terbalik akibat kelelahan.

Saat kembali dan berada di KM Puspita Jaya dapat diselamatkan oleh kapal pesiar Amerika Serikat yang melintas Perairan Selat Sunda.

Pada hari kedua, tiga nelayan kembali diselamatkan oleh nelayan Carita. "Sembilan nelayan selamat dan tujuh lainnya masih dalam pencarian," tuturnya.

Pewarta: Mansyur suryana
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2020