Banda Aceh (ANTARA) - Dinas Kesehatan Aceh meminta tenaga medis untuk lebih berhati-hati saat menangani pasien COVID-19 seiring 12 orang perawat dan dokter yang dinyatakan positif terpapar virus corona di provinsi paling barat Indonesia itu.

Kepala Dinas Kesehatan Aceh dr Hanif di Banda Aceh Senin mengatakan tenaga medis yang terpapar COVID-19 yakni dua dokter dari Rumah Sakit Meuraxa Kota Banda Aceh dan satu orang dari Puskesmas Simpang Kiri Kabupaten Aceh Tamiang.

Baca juga: Satu perawat RSUD Ulin Banjarmasin wafat karena COVID-19

"Untuk itu kami berharap kita harus lebih hati-hati. Apalagi tenaga medis menjadi garda terdepan, sehingga harus hati-hati," kata Hanif.

Selain dokter, terdapat sembilan perawat yang juga positif COVID-19, masing-masing satu orang di Puskesmas Simpang Kiri dan Rumah Sakit Bhayangkara Banda Aceh, serta tujuh orang di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Zainoel Abidin Banda Aceh.

Baca juga: Menpan-RB sampaikan santunan Presiden kepada ahli waris tenaga medis

Hanif menjelaskan tenaga medis memang rentan terpapar COVID-19. Ada beberapa bagian yang rawan tenaga medis tertular dalam memberi tindakan medis, seperti saat memasang ventilator, serta tindakan lain yang berhubungan langsung dengan pasien.

"Kemudian pada saat membuka baju, masker, jadi baju itu sudah terkontaminasi saat dibuka sehingga terinfeksi. Itu salah satu titik rawannya di samping titik-titik rawan yang lain," katanya.

Baca juga: Dua tenaga medis di Maluku Barat Daya positif COVID-19

Oleh karena itu, Hanif mengingatkan tenaga medis untuk selalu berhati-hati, terutama di fasilitas kesehatan yang dianggap tidak langsung memberikan layanan terhadap pasien COVID-19, seperti Puskesmas dan lainnya.

Menurut Hanif, kondisi sekarang banyak warga dalam status orang tanpa gejala (OTG) yang berobat ke Puskesmas. Namun, pertugas medis tidak mengetahui orang tersebut telah positif virus corona karena tidak menunjukkan gejala apapun.

Dia berobat ke Puskesmas, gejala tidak ada, disitu biasanya yang membuat tenaga kesehatan itu kena. Atau berobat dengan penyakit lain, misalnya ke UGD dengan kecelakaan lalu lintas, katanya.

"Karena itu kami berharap semua tenaga kesehatan pada saat melakukan tugas harus lebih hati-hati. Perhatikan kembali kelengkapan alat pelindung diri dan semua yang dibutuhkan pada saat pelayanan," katanya.

Pewarta: Khalis Surry
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2020