Dari target pembangunan huntap yang akan dibangun 630 unit, progres pembangunannya mencapai 59 persen
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menargetkan pembangunan hunian tetap untuk masyarakat korban bencana alam di Palu, Provinsi Sulawesi Tengah, selesai dan dihuni warga akhir 2020.

Direktur Rumah Khusus Ditjen Perumahan Kementerian PUPR, Johny FS Subrata dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Rabu, mengungkapkan sejak dilaksanakan pembangunannya pada Januari 2020 lalu, saat ini progres pembangunannya sudah mencapai 70 persen dan diharapkan bisa selesai dan dihuni oleh masyarakat pada akhir tahun ini.

"Kami akan terus mendorong pembangunan hunian tetap di Palu agar bisa selesai tepat waktu," kata Johny.

Hal itu, ujar dia, karena hunian tetap ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat yang menjadi korban bencana alam sehingga mereka bisa tinggal di hunian yang layak huni.

Baca juga: Sebagian korban bencana telah tempati hunian tetap Balaroa Palu

Johny menekankan kepada para pekerja di lapangan untuk tetap bersemangat bekerja di lapangan.

Selain itu, dirinya juga meminta SNVT Penyediaan Perumahan Provinsi Sulawesi Tengah untuk memperhatikan empat hal guna percepatan pembangunan yaitu, tenaga kerja, kualitas, kematangan lahan, dan ketepatan waktu.

Kepala Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan Sulawesi II Suko Wiyono menerangkan saat ini Direktorat Jenderal Perumahan Kementerian PUPR melalui Satuan Kerja Non Vertikal tertentu (SNVT) Penyediaan Perumahan Provinsi Sulawesi Tengah sedang melaksanakan pembangunan hunian tetap di dua lokasi yang berbeda.

Ia memaparkan lokasi pertama berada di Kelurahan Duyu sebanyak jumlah 230 unit dan di Pombewe sebanyak 400 unit.

"Progres pembangunan huntap (hunian tetap) di Duyu sudah mencapai 70,47 persen. Sedangkan pembangunan huntap di Pombewe sekitar 52,48 persen. Jika ditotal maka dari target pembangunan huntap yang akan dibangun 630 unit progres pembangunannya mencapai 59 persen," ujarnya.

Kepala SNVT Penyediaan Perumahan Provinsi Sulawesi Tengah Rezki Agung mengatakan saat ini pelaksanaan pembangunan huntap baru dilaksanakan selama enam bulan sejak dicanangkan pada awal tahun.

Kementerian PUPR juga menargetkan pembangunan hunian tetap harus segera selesai dibangun secepatnya sehingga bisa segera dihuni oleh masyarakat yang terdampak bencana alam gempa bumi dan tsunami beberapa waktu lalu.

Rezki menambahkan huntap dibangun dengan struktur konstruksi memanfaatkan teknologi rumah instan sederhana sehat (risha) sehingga proses pembangunanya tidak membutuhkan waktu yang relatif cukup lama.

Teknologi risha ini memiliki keunggulan di antaranya pengerjaan cepat dan merupakan rumah tumbuh yang dapat dikembangkan dengan menambah ruang baru maupun tingkat bangunan, dan rumah ini juga dirancang kuat dan tahan gempa.

Baca juga: Denyut kehidupan baru di hunian tetap baru korban bencana Palu
Baca juga: Sebanyak 4.500 hunian di Jambi dapat bantuan bedah rumah

Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2020