Saya kira ini upaya-upaya yang luar biasa yang diambil pemerintah
Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo menjelaskan soal penggunaan anggaran pemerintah pada masa pandemi COVID-19 kepada pimpinan MPR.

"Beliau menyinggung masalah ekonomi. Beliau telah berupaya untuk memberikan stimulus sebagai jalan keluar terhadap berbagai situasi ekonomi yang ada, misalnya bunga untuk bidang kesehatan dan sosial itu 0 persen, itu kesepakatan dengan BI dan untuk UMKM 3,3 persen," kata Ketua MPR Bambang Soesatyo di Istana Kepresidenan Bogor, Rabu.

Bambang menyampaikan hal tersebut usai pertemuan antara Presiden Jokowi dengan pimpinan MPR RI.

Dalam pertemuan itu, Presiden Joko Widodo didampingi Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD, Menteri Sekretaris Negara Pratikno dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung.

Baca juga: Presiden ingatkan perwira remaja TNI/Polri jangan bekerja biasa saja
Baca juga: Presiden: Banyak kendala aturan teknis pada proyek Tol Trans-Sumatera


Sedangkan pimpinan MPR yang hadir adalah Ketua MPR Bambang Soesatyo beserta para Wakil Ketua MPR yaitu Ahmad Basarah, Ahmad Muzani, Lestari Moerdijat, Jazilul Fawaid, Syarief Hasan, Hidayat Nur Wahid, Zulkifli Hasan, Arsul Sani dan Fadel Muhammad.

"Saya kira ini upaya-upaya yang luar biasa yang diambil pemerintah. Beliau sampaikan betapa sulitnya keadaan kita saat ini dan semua pemimpin dunia juga merasakan hal sama. Apa pun kita harus tetap optimis, keluar dari situasi ini dengan baik," tambah Bambang.

Bambang juga menyampaikan bahwa pemerintah telah memberikan stimulus bantuan subsidi kepada pesantren setidaknya Rp2,6 triliun.

"Semoga saja mendorong pesantren atau lembaga pendidikan keagamaan berjalan dengan baik di tengah situasi COVID-19. Kemudian beliau sampaikan pemerintah sepakat memberikan subsidi kepada 20 juta pemakai listrik 450 VA gratis selama 6 bulan dan diskon 50 persen bagi pengguna 900 VA," jelas Bambang.

Bambang juga mengaku sempat disinggung soal "reshuffle" kabinet. Dalam sidang kabinet paripurna pada 18 Juni 2020 lalu Presiden Joko Widodo menegur dengan keras para menteri Kabinet Indonesia Maju. Presiden Jokowi bahkan membuka opsi "reshuffle" menteri atau pembubaran lembaga yang masih bekerja biasa-biasa saja.

"Tadi Pak Syarief Hasan juga menyampaikan soal 'reshuffle'. Presiden menyampaikan bahwa ini adalah masih kewenangan beliau, nanti jadi tidak tahu apakah 'reshuffle' atau tidak," kata Bambang sambil tersenyum.

Baca juga: Presiden Jokowi ingatkan target penurunan Gas Rumah Kaca Indonesia
Baca juga: Mensesneg: "reshuffle" tidak relevan lagi bila kabinet bekerja bagus


Sedangkan Syarif Hasan mengatakan bahwa Presiden Jokowi tidak menjawab langsung pertanyaannya soal "reshuffle".

"Secara implisit Bapak Presiden mengatakan menginginkan kabinet ini bekerja maksimal, secara implisit begitu. jadi silakan diartikan," kata Syarif.

Selain terkait kondisi ekonomi, kedatangan pimpinan MPR juga mendiskusikan soal persiapan sidang tahunan 14 Agustus 2020.

"Sebagaimana diketahui, kebiasaan kita tanggal 16 Agustus, namun karena tanggal 16 jatuh pada hari Minggu, maka majukan pada hari Jumat, 14 Agustus 2020 dan alhamdulillah Pak Presiden menyatakan akan hadir secara fisik dalam sidang tahunan yang kami selenggarakan," ungkap Bambang.

Pelaksanaan sidang tahunan tersebut akan dilaksanakan dengan tetap menjaga protokol kesehatan.

"Karena bagaimana pun juga apa yang disampaikan Presiden kita harus beradaptasi, maka itu harus kita artikan kehidupan harus terus berjalan, kerja-kerja untuk bangsa dan negara harus terus dilanjutkan, namun tetap mengacu pada protokol kesehatan yang ketat," tambah Bambang.

Baca juga: Presiden Jokowi dan pimpinan MPR bicarakan RUU HIP di Istana Bogor
Baca juga: Presiden ingatkan capaja TNI-Polri konsisten kepada ideologi negara

Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2020