Jakarta (ANTARA) - Pengungsi asing di Kalideres mengeluhkan sulitnya menerapkan protokol kesehatan COVID-19 karena keterbatasan air bersih di lokasi pengungsian bekas gedung Kodim.

Salah satu pengungsi asing, Wahid Ali mengatakan, selama masa pandemi COVID-19, para pengungsi kekurangan air bersih untuk mencuci tangan dan mandi.

"Kami sulit untuk cuci tangan habis berkegiatan atau mandi dan mencuci baju dengan bersih. Karena kami kekurangan air bersih disini," ujar Ali di Jakarta, Jumat.

Ali mengatakan air bersih hanya mengalir selama sepuluh jam di lokasi pengungsian di eks gedung Kodim, Jalan Bedegul, Kalideres, Jakarta Barat.

Baca juga: Pengungsi asing Kalideres akui tak diperlakukan manusiawi oleh UNHCR
Baca juga: Pencari suaka diangkut kembali ke Kalideres gunakan bus


Air bersih tersebut dibagikan untuk 210 pengungsi asing di dua kamar mandi. Masalah lainnya, di dalam lokasi pengungsian mereka tidak dapat menjaga jarak satu sama lain.

"Air enggak ada, listrik enggak ada. Di dalam satu tenda tinggal dua sampai tiga orang. Kalau ini enggak bisa social distancing," kata Ali.

Meski demikian, Ali mengatakan pihak pemerintah Indonesia telah membagikan masker non-medis dan penyanitasi tangan untuk mencegah penyebaran COVID-19 di lingkungan tersebut sebanyak dua kali.

"Kalau harapan dari pengungsi di sini mendapat tempat yang layak, lebih diperhatikan," kata Ali.

Di lokasi pengungsian, para pengungsi asing tampak tidak mengenakan masker, maupun saat berkumpul tidak menerapkan jaga jarak fisik.

Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2020