Benteng Victoria ini penting bagi Kota Ambon, karena memiliki nilai sejarah yang tinggi tentang kolonialisme di Ambon, Maluku dan Indonesia, maupun sejarah dunia tentang penjelajahan dunia dalam perdagangan untuk mencari rempah-rempah
Ambon (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon, Provinsi Maluku dan Kementerian Pertahanan (Kemenhan) kini sedang bekerja sama untuk membahas bersama tahapan guna merevitalisasi cagar budaya Benteng Victoria.

Wali Kota Ambon Richard Louhenapessy menyatakan, "Revitalisasi Benteng Victoria mendapat perhatian khusus dari Kemenhan dengan mengutus dua orang peneliti dari Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kemenhan," kata Wali Kota Ambon Richard Louhenapessy di Ambon, Rabu.

Peneliti yang ditugaskan tersebut yakni peneliti Ahli Muda Puslitbang Strahan Balitbang Gerald T.L.Toruan dan penulis disertasi Defence Heritage Universitas Pertahanan, Jeanne Francoise.

Ia menjelaskan hal dasar yang menjadi pertimbangan perlunya revitalisasi Benteng Victoria karena memiliki nilai sejarah tentang awal berdirinya Kota Ambon.

"Benteng Victoria ini penting bagi Kota Ambon, karena memiliki nilai sejarah yang tinggi tentang kolonialisme di Ambon, Maluku dan Indonesia, maupun sejarah dunia tentang penjelajahan dunia dalam perdagangan untuk mencari rempah-rempah," katanya.

Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Ambon tahun 2011-2031, kata dia, sesuai Peraturan Daerah Kota Ambon Nomor 24 Tahun 2012, Benteng Victoria ditetapkan sebagai cagar budaya.

Selain itu Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 193/M/2017, tanggal 14 Juli 2017 tentang Cagar Budaya Nasional di mana salah satu peninggalan bersejarah yaitu Benteng Niew Victoria juga dijadikan sebagai Cagar Budaya Nasional.

"Hal ini semakin menjadi nyata dan mendasar untuk merevitalisasi Benteng Victoria," katanya.

Ia mengakui revitalisasi yang dilakukan juga melibatkan TNI yakni Kodam XVI Pattimura, Pemerintah Provinsi Maluku, dan DPRD Kota Ambon, serta pemangku kepentingan lainnya.

Posisi Benteng Victoria, katanya, berada di tengah kawasan militer karena sejak awal kemerdekaan, benteng yang dulunya dibangun oleh Portugis ini kemudian diambil alih oleh TNI, dan hingga kini menjadi kawasan khusus militer.

"Dengan adanya dasar, baik lewat Perda maupun Keputusan Menteri tentang Cagar Budaya Nasional, Pemkot Ambon kemudian membangun komunikasi yang intensif dengan Pangdam XVI Pattimura dan disambut baik Pemerintah Provinsi Maluku, DPRD dan pemangku kepentingan lainnya," kata Richard Louhenapessy.

Peneliti Balitbang Kemenham Gerald T.L. Toruan mengatakan penelitian strategi revitalisasi benda cagar budaya bernilai pertahanan dalam perspektif bela negara bertujuan untuk melihat sejauh mana langkah revitalisasi yang dilakukan Pemkot Ambon terhadap Benteng Victoria, mengingat apa yang tengah diupayakan merupakan suatu langkah yang sangat baik dalam menjaga aset budaya bangsa.

"Apa yang dilakukan Pemerintah Kota Ambon, bisa dijadikan contoh bagi benda cagar budaya di daerah lain untuk juga direvitalisasi," katanya.

Selain pemkot, peneliti juga akan melakukan pertemuan dengan Kodam XVI Pattimura, Ketua DPRD Kota Ambon, Rektor Universitas Pattimura, Kepala Dinas Periwisata dan Kebudayaan Kota Ambon, Kepala Dinas PUPR Kota Ambon, dan juga Kepala Balai Arkeologi Maluku.

Ditambahkannya, sinergi yang terjalin antara pemkot, pemprov, DPRD, TNI serta pemangku kepentingan lainnya dalam hal revitalisasi Benteng Victoria berjalan dengan sangat baik.

"Kami berharap usai revitalisasi Benteng Victoria dapat menjadi media yang mampu meningkatkan pendapat asli daerah (PAD) yang bermanfaat bagi masyarakat Kota Ambon sendiri," demikian Gerald T.L. Toruan.

Baca juga: Wisatawan Kritik Permukiman Dalam Benteng Oranye

Baca juga: Bank Indonesia bantu revitalisasi Benteng Marlborough

Baca juga: Arkeolog identifikasi benteng berciri Eropa di Tidore

Baca juga: "Makassar Green Food Festival" digelar di Benteng Rotterdam
​​​​​​​




 

Pewarta: Penina Fiolana Mayaut
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2020