waspadai gelombang laut setinggi 4 meter
Banda Aceh (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Aceh menyebut, cuaca provinsi ini dua pekan terakhir mengalami labilitas udara mengakibatkan rawan terjadi potensi hujan lebat karena gangguan, seperti belokan angin di atmosfer sebelah barat daya Sumatera.

"Adanya belokan angin mengakibatkan terbentuk awan-awan konvektif yang dapat meningkatkan pembentukan awan-awan hujan di Aceh," ujar Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Meteorologi Kelas I Aceh, Zakaria Ahmad di Banda Aceh, Selasa.

Ia menerangkan, kondisi itu menimbulkan dampak terjadinya fenomena cuaca ekstrem, seperti turun hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang disertai kilat dan angin kencang pada siang, sore dan malam hari.

Baca juga: BMKG: Potensi hujan lebat akibat pelambatan massa udara di Aceh

Seperti diketahui, cuaca di provinsi paling barat Indonesia tersebut dua pekan terakhir cenderung dipengaruhi oleh faktor labilitas udara yang tergambar dari citra satelit bahwa rawan diterpa cuaca ekstrem.

"Untuk hari ini daerah berpotensi dilanda hujan dengan intensitas sedang hingga lebat meliputi Bener Meriah, Gayo Lues, Aceh Tenggara, Aceh Tamiang, Langsa, Aceh Timur, dan Pidie Jaya," katanya.

Ia menyebut, sedangkan besok atau Rabu (16/9), cuaca ekstrem bakal melanda tiga kabupaten di Aceh, yakni Bener Meriah, Aceh Tenggara, dan Aceh Barat Daya.

"Dan pada Kamis (17/9), diperkirakan hujan terjadi di pesisir timur meliputi Aceh Tamiang, Langsa, dan Aceh Timur," ungkap dia.

Ia juga mengatakan, belokan angin sebelah barat daya Pulau Sumatera ini berpotensi meningkatkan gelombang laut mencapai 4 meter di beberapa wilayah perairan Aceh.

"Waspadai gelombang laut setinggi 4 meter atau lebih di perairan barat-selatan Aceh, utara Sabang, Samudera Hindia barat Aceh, dan sekitarnya," terang Zakaria.

Baca juga: BMKG: Hujan landa Aceh dampak sirkulasi Eddy di barat Sumatera
Baca juga: BMKG Aceh: Sirkulasi Eddy akibatkan cuaca ekstrem dan gelombang tinggi

Pewarta: Muhammad Said
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2020