masyarakat agar tetap mendaftarkan anaknya untuk masuk PAUD
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) berharap pemerintah daerah bergotong royong menyadarkan masyarakat akan pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) bagi pertumbuhan anak.

"Kami berharap pemerintah daerah dan segenap pemangku kepentingan bergotong royong dan memberikan kesadaran pada masyarakat agar tetap mendaftarkan anaknya untuk masuk PAUD," ujar Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah Kemendikbud, Jumeri, STP, MSi dalam webinar Penyaluran BOP PAUD dan Kesetaraan Tahap II di Jakarta, Selasa.

Baca juga: Kemendikbud selenggarakan Festival Seni Siswa Nasional 2020 daring

Dia melihat pada masa pandemi COVID-19, terdapat tren orang tua yang menunda anaknya masuk ke jenjang PAUD. Padahal menurut penelitian, semasa di PAUD merupakan saat-saat yang terpenting dalam hidup anak.

Berdasarkan hasil penelitian, pertumbuhan pesat pada anak terjadi pada usia dini hingga berumur tujuh tahun. Sekitar 80 persen pertumbuhannya terjadi pada masa itu.

Baca juga: Kemendikbud minta daerah segera lapor BOP PAUD dan Kesetaraan Tahap I

Pemerintah dalam hal ini Kemendikbud, memberikan perhatian pada perkembangan anak pada usia dini dengan mengalokasikan dana Biaya Operasional Penyelenggaraan (BOP) PAUD.

Begitu juga pendidikan nonformal. Jumeri memperkirakan pandemi COVID-19 telah membuat banyak peserta didik yang menempuh pendidikan nonformal, baik itu paket A, B, maupun C.

Banyak penyebab anak tidak dapat mengenyam pendidikan formal, mulai dari akses dari rumah ke sekolah yang jauh, keterbatasan kemampuan ekonomi sehingga anak membantu orang tuanya pada masa pandemi dan lainnya.

Baca juga: Kemendikbud terbitkan petunjuk teknis bantuan kuota data internet

Baca juga: Kemendikbud siapkan lulusan SMK bekerja di Jepang


"Pada masa pandemi COVID-19 ini, banyak anak dari keluarga yang tidak mampu yang bekerja pada jam belajar, anak yang melakukan langkah seperti ini, bisa jadi terbiasa menerima uang dan tidak mau kembali ke sekolah. Ini yang perlu diwaspadai. Artinya kemungkinan anak-anak yang menempuh pendidikan kesetaraan semakin besar," terang dia.

Dengan BOP PAUD dan Kesetaraan tersebut, Jumeri berharap anak dapat mengakses layanan pendidikan. Bantuan itu dapat digunakan untuk operasional pelayanan maupun operasional satuan pendidikan itu.

Jumeri menjelaskan BOP PAUD 2020 sebesar Rp 4,014 triliun yang disediakan bagi 6.691.207 juta siswa PAUD melalui dua tahap penyaluran. Sementara untuk BOP Kesetaraan 2020 sebesar Rp1,9 triliun untuk 719.547 peserta didik.

Baca juga: Pemerintah harus kerja sama wujudkan gerakan literasi berbasis budaya

Pewarta: Indriani
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2020