Memang uji klinis kan biaya tidak sedikit
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Riset dan Teknologi (Kemristek) mendukung penuh Universitas Gadjah Mada (UGM) dalam menyiapkan uji klinis tahap II GeNose, alat skrining dan diagnostik COVID-19 berbasis kecerdasan buatan.

"Memang uji klinis kan biaya tidak sedikit, 'effort' tidak mudah dan kadang-kadang banyak hambatan dalam pelaksanaan, karena itu kami ingin memberikan dukungan penuh termasuk dukungan dana," kata Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Bambang PS Brodjonegoro dalam acara virtual Serah Terima Alat GeNose (Teknologi Pengendus Covid-19) dari UGM dan Konsorsium kepada Kemristek, Jakarta, Kamis.

GeNose dapat mendeteksi COVID-19 dengan menganalisis embusan nafas seseorang.

Menristek Bambang berharap pada bulan Desember sebagaimana direncanakan tim UGM, alat tersebut sudah dapat dimanfaatkan masyarakat luas Indonesia.

Kemristek juga siap membantu jika dilakukan pengujian terhadap sampel di Jakarta.

Baca juga: UGM kembangkan geNose untuk skrining dan diagnosis COVID-19 dua menit

Baca juga: Satgas COVID-19 tegaskan "rapid test" bukan alat diagnosis


Direktur Pengembangan Usaha dan Inkubasi UGM Hargo Utomo mengatakan saat ini sedang dilakukan persiapan untuk menuju uji klinis tahap dua GeNose di sembilan rumah sakit.

Sembilan rumah sakit tersebut adalah RSUP Dr Sardjito, RSPAU Hardjolukito Yogyakarta, RS Bhayangkara Tk III Polda DI Yogyakarta, RSLKC Bambanglipuro di Bantul, RST Dr. Soedjono Magelang, RS Bhayangkara Tk I Raden Said Soekanto di Jakarta, RS Akademik UGM, RSUD Saiful Anwar di Malang.

Sementara, UGM sedang menunggu konfirmasi dari RSPAD Gatot Soebroto, dan RSUP Soeradji Tirtonegoro terkait partisipasi dalam uji klinis tahap II atau uji diagnostik GeNose.

"Targetnya 1.460 partisipan minimal kami targetkan sampai 2.000 Insya Alah dengan sembilan RS," ujarnya.

Saat uji diagnosis, setiap pasien dites nafasnya dengan GeNose dan dibandingkan dengan uji usap menggunakan metode PCR.

"Insya Allah dalam dua atau tiga minggu sudah selesai uji diagnostiknya," tuturnya.

Baca juga: Pengembangan aplikasi AI dukung diagnosis COVID-19 capai 70 persen

Baca juga: Skrining-diagnosis berperan strategis di normal baru, kata Menristek

Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2020