Setiap krisis, bank-bank BUKU IV atau bank-bank yang cukup besar dan cukup kuat itu malah diuntungkan
Jakarta (ANTARA) - Direktur Utama PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) Salyadi Saputra menilai pandemi COVID-19 justru menguntungkan bagi bank-bank besar secara likuiditas, namun tidak secara kualitas aset (asset quality).

"Kalau kita lihat bank BUKU III, apalagi bank BUKU IV secara likuiditas malah diuntungkan dengan kondisi sekarang. Setiap krisis, bank-bank BUKU IV atau bank-bank yang cukup besar dan cukup kuat itu malah diuntungkan, karena ada shifting dari bank-bank yang BUKU I, BUKU II, mereka akan pindah ke BUKU IV," ujar Salyadi dalam seminar Capital Market Summit & Expo 2020 di Jakarta, Selasa.

Di industri perbankan, lanjut Salyadi, dampak pandemi COVID-19 beragam. Jika bank-bank besar secara likuiditas justru longgar, bank-bank kecil justru mengalami likuiditas yang ketat.

Baca juga: BI-OJK kerja sama penguatan proses pemberian PLJP kepada perbankan

Merespons hal tersebut, Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) baru saja menyepakati penguatan proses dalam pemberian Pinjaman Likuiditas Jangka Pendek (PLJP) kepada perbankan yang mengalami kesulitan likuiditas.

"Jadi di banking ini mix. Ada bank yang sangat-sangat terpengaruh dan mungkin struggling, ada juga bank, buku IV misalnya, mereka malah diuntungkan secara likuiditas. Bukan secara asset quality ya. Karena asset quality kita tahu sendiri sebetulnya kalau bisnis-bisnis atau kreditur mereka terpengaruh, otomatis asset quality dari bank tersebut terpengaruh," kata Salyadi.

Kendati demikian, lanjut dia, dengan adanya relaksasi dari OJK tentang pencatatan pencadangan untuk kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL), itu cukup membantu bank.

Baca juga: BI: Permintaan kredit rendah, injeksi likuditas capai Rp667,6 triliun

Pefindo sendiri telah mengelompokkan industri berdasarkan dampak yang dirasakan akibat pandemi COVID-19. Beberapa sektor industri diperkirakan masih akan mengalami tekanan seiring pandemi yang belum berakhir.

"Misalkan airport itu kita anggap sebagai very high impacted. Ada yang high impacted salah satunya perusahaan konstruksi. Banking itu kita lihat sebagai yang moderate. Kenapa banking? Karena di banking ini banyak yang segmennya atau sangat tergantung dari buku I, BUKU II, BUKU III, dan BUKU IV," ujar Salyadi.

Baca juga: OJK: Industri perbankan saat ini terjaga dan solid, berkat stimulus

Sementara itu ada beberapa industri yang dianggap tidak terlalu terpengaruh oleh pandemi atau bahkan cenderung netral seperti sektor kesehatan, obat-obatan, dan telekomunikasi.

"Sektor-sektor tersebut mungkin bisa kita anggap netral walaupun seperti telekomunikasi tetap ada pengaruhnya ya, tapi tidak separah industri-industri yang lainnya. Termasuk juga food and beverages dengan kondisi seperti ini, walaupun WFH konsumsi terhadap makanan tentunya tidak akan berubah," katanya.

Baca juga: OJK: Likuiditas perbankan kuat, tidak ada alasan "rush money"

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020