kebanyakan kendalanya karena masalah pasokan listrik.
Kupang (ANTARA) - Sepuluh hari pascabencana siklon tropis Seroja menerjang sejumlah wilayah di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) pada 4-5 April 2021, jaringan telekomunikasi, khususnya di Kota Kupang masih sulit.

Hingga Selasa, (13/4), warga di ibu kota provinsi NTT itu masih mencari titik-titik yang ada singal telepon seluler untuk bisa berkomunikasi dengan kerabat dan keluarga.

Intan, seorang mahasiswi salah satu perguruan tinggi di Pulau Jawa mengatakan terpaksa harus mencari lokasi yang memiliki signal telepon seluler yang agak stabil agar bisa mengikuti kuliah daring.

"Sejak Senin, (5/4) tidak bisa mengikuti kuliah tetapi dalam tiga hari terakhir ini sudah bisa mengikuti kuliah daring karena ada titik-titik dalam Kota Kupang yang signal selulernya lumayan bagus," katanya.

Baca juga: NTT butuh bantuan pencegahan penyakit akibat pembusukan jenazah

Sementara jaringan telepon maupun internet dari Telkom hingga saat ini masih belum pulih.

Di Kantor Telkom, banyak warga Kota Kupang yang datang untuk melaporkan kerusakan jaringan internet di rumah-rumah maupun perkantoran.

"Sudah lebih dari 1.000 orang yang melaporkan kerusakan indihome di rumah dan perkantoran. Petugas kami sedang berupaya melakukan perbaikan," kata salah seorang petugas di loket pengaduan.

Belum ada penjelasan resmi dari PT Telkom Kupang mengenai kerusakan jaringan telepon akibat badai siklon tropis Seroja yang menerjang sejumlah wilayah di NTT.

Baca juga: Wagub NTT: Tidak ada lagi desa terisolir dan tak terjangkau satgas

Secara terpisah, Executive Vice President East Area Sales PT Telkomsel Andri Wibawanto mengatakan sebanyak 330 BTS di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) mengalami gangguan akibat terjangan siklon tropis Seroja pada 4 April 2021.

Kondisi ini telah berakibat pada tidak maksimalnya layanan Telkomsel di wilayah Kupang dan sekitarnya.

"Kondisi paling parah terjadi di Kota Kupang. Ada 330 BTS yang saat ini masih terganggu," katanya menjelaskan.

Secara umum, kata dia saat ini normalisasi jaringan Telkomsel di provinsi berbasis kepulauan Nusa Tenggara Timur masih ada di kisaran 64-an persen.

Baca juga: Korban meninggal akibat bencana NTT 179 orang dan 45 dalam pencarian

Masih ada 36 persen yang menjadi pekerjaan rumah Telkomsel untuk mengembalikan ke posisi semula.

Dari 36 persen ini, kebanyakan kendalanya karena masalah pasokan listrik.

Menurut dia, Telkomsel telah menyediakan lebih dari 120 mobil pickup power, selain 121 genzet biasa untuk mendukung pelayanan jaringan Telkomsel.

Telkomsel juga telah menyediakan 13.500 liter Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk menjaga network Telkomsel.

"Tetapi yang agak berat itu ada enam BTS yang roboh di NTT. Itu yang agak membutuhkan waktu untuk pemulihan," katanya menjelaskan.

Baca juga: Satgas diberi waktu 3 hari mendata korban bencana alam NTT
 

Pewarta: Bernadus Tokan
Editor: Rolex Malaha
Copyright © ANTARA 2021