Secara eksplisit Presiden Joko Widodo menyampaikan, tidak boleh ada peningkatan kematian ibu
Jakarta (ANTARA) - Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Brian Sri Prahastuti mengatakan pemerintah tetap fokus menekan angka kematian ibu di tengah penanganan pandemi COVID-19.

“Secara eksplisit Presiden Joko Widodo menyampaikan, tidak boleh ada peningkatan kematian ibu, karena bicara kualitas manusia Indonesia untuk menuju Indonesia Emas 2024,” ujar Brian Sri Prahastuti saat menghadiri UNFPA Web Series dengan tema Kematian Ibu di Indonesia Riwayatmu Dulu Hingga Kini dipantau  di Jakarta, Jumat.

Baca juga: Studi: COVID tingkatkan kelahiran mati dan kematian ibu

Brian menjelaskan pemerintah memang melakukan realokasi dan refocussing anggaran untuk penanganan pandemi COVID-19. Namun kata dia, Presiden selalu menegaskan untuk tidak mengabaikan prioritas lainnya, termasuk soal angka kematian ibu dan stunting.

Hingga saat ini, pemerintah terus berupaya menekan angka kematian ibu, dari angka kematian ibu yang ada saat ini sebesar 305 per 100.000 kelahiran hidup.

Baca juga: BKKBN : Surabaya bisa jadi percontohan nol kematian ibu dan anak

"Begitu juga dengan target stunting yang diharapkan bisa ditekan. Artinya walaupun ada pengalihan sebagian dana untuk penanganan COVID-19, bukan berarti prioritas lain tidak bisa dilakukan,” ujar Brian.

Dalam hal ini, Brian menuturkan manusia Indonesia yang berkualitas dimulai sejak dalam kandungan.

Baca juga: Angka kematian ibu di pemukiman Baduy relatif kecil

"Ibunya selamat dan anaknya lahir berkualitas. Ini modal awal sebelum bicara pendidikan pekerjaan dan seterusnya,” jelas Brian.

Di sisi lain, Brian menegaskan KSP memiliki peran untuk mengawal prioritas nasional yang merupakan janji Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin.

Baca juga: Unicef : Kolaborasi cegah risiko kematian ibu dan anak saat pandemi

Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2021