peran ini akan sangat sulit digantikan oleh tenaga kesehatan yang lain
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebut peran besar bidan dalam pencapaian target penurunan angka kematian ibu dan bayi yang telah tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024.

"Tujuan RPJMN dalam meningkatkan kesehatan ibu dan anak sangat penting, peran bidan sangat besar," ujar Pelaksana Tugas Kepala Badan Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Kesehatan (PPSDMK) Kemenkes Kirana Pritasari dalam siniar memperingati Hari Bidan Internasional secara daring di Jakarta, Selasa.

Ia mengatakan penurunan angka kematian ibu dan bayi menjadi prioritas pembangunan kesehatan di Kemenkes.

Menurut data terkini yang dipaparkan Kirana, angka kematian ibu (AKI) Indonesia tertinggi kedua se-Asia Tenggara, sedangkan angka kematian bayi (AKB) urutan kelima tertinggi se-Asia Tenggara. Kondisi tersebut menjadi keprihatinan, lantaran akses pelayanan kesehatan telah bertransformasi luar biasa.

"Melihat data dari target penurunan angka kematian ibu di dalam RPJMN 2020-2024 diharapkan kita akan mencapai 183 per 100.000 kelahiran hidup. Dengan target ini diharapkan terjadi penurunan rata-rata per tahunnya sekitar 5,5 persen," kata dia.

Baca juga: Moeldoko: Dukung peningkatan kompetensi dan profesionalisme bidan

Kemenkes juga tengah berupaya mengurangi kematian neonatal dan peran serta bidan dalam hal ini dinilai besar dalam mencapai target pencapaian pembangunan tersebut.

Ia menjelaskan bidan merupakan tenaga kesehatan yang memahami situasi tersebut serta dapat memahami pola yang sama penyebab dari kematian ibu dan bayi. Terlebih, di era jaminan kesehatan nasional (JKN) mulai 2014 di mana akses pelayanan kesehatan terjadi peningkatan secara luar biasa.

Dalam kontribusi penurunan angka kematian ibu dan bayi, katanya, bidan memiliki peran besar mengubah persepsi masyarakat yang melakukan persalinan di rumah menjadi di fasilitas pelayanan kesehatan.

Bidan juga memudahkan akses para ibu mendapatkan pertolongan persalinan karena para bidan dekat di hati, dekat secara fisik, geografis, dan mudah memahami budaya setempat. Berdasarkan sistem informasi milik Kemenkes, 10.279 puskesmas dengan terdata 202.309 bidan. Dari data 2.955 rumah sakit pun ternyata terdapat 61.749 bidan yang bekerja. Hal itu menunjukkan jumlah bidan yang banyak berperan dalam pelayanan kesehatan masyarakat.

Ia mengemukakan peran bidan saat ini tidak hanya di layanan primer kesehatan yang tercakup JKN, melainkan dekat kepada masyarakat hingga tingkat pedesaan bagi yang memiliki layanan mandiri, sehingga peran mereka dalam penurunan angka kematian pun besar

"Peran di dalam memberikan pelayanan secara langsung dan juga di dalam mengedukasi ibu dan keluarga serta masyarakat, peran ini akan sangat sulit digantikan oleh tenaga kesehatan yang lain," kata dia.

Baca juga: Apa tugas bidan semata untuk membantu persalinan?
Baca juga: Benarkah bidan itu bawahan dokter?
Baca juga: Bidan berperan penting dalam kesehatan ibu dan bayi

 

Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2021