Jakarta (ANTARA) - Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) Prof Nizam mengatakan program Kampus Merdeka mengajak mahasiswa untuk menjadi sumber daya manusia (SDM) yang kreatif dan adaptif.

“Kesempatan belajar semester di luar program studi ini bisa dimanfaatkan dengan mengambil mata kuliah yang tersedia di program studi,” kata Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kemdikbudristek Nizam, di Jakarta, Senin.

Dia menambahkan mahasiswa harus mempunyai kapasitas baru untuk menjadi SDM di masa depan yang berpengalaman dan dapat merancang pada hari esok.

“Kita tidak bisa hanya mengacu pada buku teks cara belajar kita selama ini. Oleh karena itu, kita perlu menyiapkan SDM unggul yang menguasai berbagai bidang keilmuan, siap berkolaborasi lintas disiplin keilmuan, dan siap jadi penyelesai berbagai permasalahan yang kompleks,” ujar dia.

Nizam menambahkan dalam Kampus Merdeka, berbagai kegiatan di luar kampus disiapkan oleh perguruan tinggi secara nasional dan bisa diakses oleh mahasiswa dari Sabang sampai Merauke.

“Namun demikian, ini tidak berarti kita mengambil alih peran perguruan tinggi sama sekali. Akan tetapi justru menjadi satu platform untuk menjadi contoh berjalannya program Kampus Merdeka,” kata dia.

Salah satu penerapan program Kampus Merdeka, yakni Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) adalah menyiapkan generasi penerus Indonesia yang harus belajar dari satu sama lain untuk memperkuat persatuan bangsa. Dengan Pertukaran Mahasiswa Merdeka, jumlah kesempatan pertukaran pelajar dalam negeri meningkat secara besar, dari 200 mahasiswa per tahun di tahun-tahun sebelumnya menjadi 20.000 lebih mahasiswa di Tahun 2021.

“Harapan sebenarnya adalah mahasiswa dapat melaksanakan program ini secara luring, dengan menikmati suasana di berbagai daerah, tetapi pelaksanaannya akan disesuaikan dengan kondisi pandemi saat ini. Pendaftaran PMM diperpanjang sampai dengan tanggal 5 Juli 2021 pukul 23.59 WIB untuk memberi kesempatan kepada mahasiswa yang tadinya mengkhawatirkan pandemi COVID-19,” ujar dia.

Nizam menjelaskan pada 2021, puluhan ribu mahasiswa mengabdi di ribuan sekolah melalui Kampus Mengajar.

“Sebanyak 35.000 lebih mahasiswa mengajar dari 360 lebih perguruan tinggi dengan penempatan 4.800 lebih di sekolah dasar dan 375 lebih di sekolah menengah pertama yang tersebar di 34 provinsi,” kata Nizam.

Ketua Sub Pokja Pertukaran Mahasiswa Merdeka Andi Ilham Makhmud mengatakan kebijakan perpindahan mahasiswa akan disesuaikan dengan kebijakan penanganan pandemi COVID-19 oleh pemerintah pusat dan daerah, universitas penerima maupun universitas asal.

“Mekanisme pertukaran secara daring sudah disiapkan sebagai alternatif program jika perpindahan secara luring dibatasi,” kata Andi.

Dengan Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka, para mahasiswa bisa merasakan belajar di universitas lain. Program itu bertujuan untuk membuka ruang pertemuan bagi mahasiswa untuk berjumpa, bercerita, dan berbagi.

Program Kampus Mengajar sangat relevan dengan mahasiswa di dengan prodi pendidikan, tetapi tidak menutup juga bagi mahasiswa dari prodi lain. SDM unggul hanya dapat tercapai apabila para pemuda peduli dengan lingkungannya dan proaktif berbagi ilmu kepada generasi selanjutnya.

Semua kesempatan kegiatan yang dibuat Kemendikbudristek mendapat jaminan 20 SKS sesuai dengan Kepmen No 75P tahun 2021, biaya hidup dan beasiswa dari LPDP. Program ini terbuka untuk semua mahasiswa dari PTN dan PTS dari seluruh Indonesia. 

Pewarta: Indriani
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2021