Yogyakarta (ANTARA) - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyebutkan Gunung Merapi di perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah 11 kali mengeluarkan guguran lava pijar pada Rabu (14/7).

Guguran lava pijar itu meluncur dengan jarak maksimum sejauh 1.800 meter ke arah barat daya pada Rabu mulai pukul 00.00 sampai 06.00 WIB.

Menurut Kepala BPPTKG, Hanik Humaida, selama periode pengamatan itu Merapi juga mengalami 61 kali gempa guguran dengan amplitudo 4-24 mm selama 17.9-162 detik, 4 kali gempa hembusan dengan amplitudo 3-5 mm selama 11.1-15 detik, serta lima kali gempa fase banyak dengan amplitudo 3-7 mm selama 5.7-7.9 detik.

Baca juga: BPPTKG: Setelah gempa Gunung Kidul, Merapi tak alami gejolak

Baca juga: Awan panas guguran meluncur dari Gunung Merapi sejauh 1,5 km


Pada Rabu pagi, asap berwarna putih juga terpantau keluar dari Gunung Merapi dengan intensitas tebal setinggi 100 meter di atas puncak.

Sementara pada periode pengamatan Selasa (13/7) pukul 18.00-24.00 WIB, Gunung Merapi tercatat 20 kali meluncurkan guguran lava pijar dengan jarak luncur maksimum 1.500 meter ke arah barat daya.

BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga.

Guguran lava dan awan panas Merapi diperkirakan berdampak pada wilayah sektor selatan-barat daya, yang meliputi Sungai Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih.

Apabila terjadi letusan, lontaran material vulkanik dari Gunung Merapi dapat menjangkau radius tiga km dari puncak gunung.

Baca juga: Sejumlah wilayah Sleman dilanda hujan abu guguran awan panas Merapi

Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2021