Gyeongju, Korea Selatan (ANTARA News/AFP) - Negara-negara G20 mencapai kesepakatan yang diperjuangkan keras Sabtu menyangkut reformasi IMF guna memberi suara lebih besar kepada negara emerging seperti China dalam organisasi pengawas keuangan dunia itu.

Para menteri keuangan G20 mencapai kesepakatan setelah upaya bertahun-tahun untuk membuat Organisasi Donor yang berbasis di Washington mencerminkan dengan lebih baik pergeseran dalam kekuatan global -- yang hasilnya China, India dan yang lainnya akan mendapat bobot lebih dengan mengorbankan Eropa.

"Ini merupakan reformasi terbesar yang pernah terjadi dalam pengelolaan IMF," direktur pelaksana IMF Dominique Strauss-Kahn mengatakan kepada para wartawan ketika ekonomi maju blok G20 dan kekuatan emerging bertemu di kota Gyeongju Korea Selatan.

Didirikan sesudah Perang Dunia II untuk membarukan sistem keuangan dunia dan mencegah Depresi gaya 1930an, IMF telah lama didominasi oleh kekuatan Barat, dan telah menghadapi banyak seruan untuk beradaptasi.

"China mendukung reformasi kuota IMF, melalui mana negara-negara emerging akan memperoleh perwakilan lebih kuat dan suara lebih besar," kata gubernur bank sentral China Zhou Xiaochuan di Gyeongju, menurut kantor berita Xinhua.

Kesepakatan untuk mereformasi dewan gubernur 24 anggota IMF dikalahkan oleh para menteri G20 menjelang pertemuan puncak bulan depan para pemimpin nasional di Seoul. Dewan yang ada harus menandatangani perihal persoalan tersebut pada awal November.

Strauss-Kahn mengatakan Eropa telah bersepakat untuk memberikan dua kursi. Sekitar lima persen hak voting akan ditransfer, dan Brazil, Rusia, India dan China semuanya akan berada diantara 10 pemegang saham utama IMF.

Strauss-Kahn mengatakan kesepakatan tersebut merupakan jawaban efektif terhadap kritikan bahwa IMF semakin kuno.

G20 memperkuat IMF agar menjalankan kewaspadaan lebih besar menyangkut dampak limpahan kebijakan ekonomi nasional, hal mana IMF akan menyiapkan laporan reguler.

Amerika Serikat adalah pendana dominan IMF, bersama Jepang pemegang saham kedua terbesar dan Jerman, Prancis dan Inggris juga kontributor besar.

Akan tetapi China, yang transformasi ekonominya mengagetkan selama tiga dekade silam dan ketahanannya selama krisis global 2008-09 telah menggeser kekuatan keuangan ke timur, kini siap menjadi pemain yang lebih publis.

"Kesepakatan ini mencipta kembali legitimasi total untuk institusi ini... Hal terpenting adalah bahwa kini dewan mewakili realitas ekonomi global," kata Strauss-Kahn.

Menteri Keuangan Prancis Christine Lagarde mengatakan "tidak ada kedongkolan" terkait persetujuan Eropa untuk melepaskan sebagian pengaruhnya, seraya menunjuk pada keberhasilan keseluruhan dalam upaya menyeimbangkan kembali ekonomi global.

"Kami tiba di Gyeongju penuh kekhawatiran dan kami pergi penuh harapan," katanya.

Kesepakatan muncul ketika G20 berupaya keras untuk menghindari "perang mata uang" antara pengekspor besar seperti China dan negara yang didera defisit seperti Amerika Serikat, yang menuduh Beijing curang dalam perdagangan dengan menjaga mata uangnya murah.

Menteri Keuangan Timothy Geithner mengapresiasi tajam China, yang selama empat tahun melarang IMF merilis laporan kritis tentang kebijakan mata uangnya sebelum mengijinkan laporan yang sangat dibatasi keluar Juli.

Kemampuan IMF untuk memonitor negara-negara "telah terhalangi oleh keengganan anggota-anggotanya untuk mengekspose diri mereka sendiri terhadap penilaian jujur, independen, eksternal mengenai dampak dari kebijakan mereka", kata Geithner.

Dengan suara lebih besar dalam pengambilan keputusan IMF, ekonomi emerging juga akan menghadapi "tanggung jawab lebih besar" untuk mengawasi ekonomi dunia, katanya.

Menteri Keuangan Inggris George Osborne mencatat bahwa China akan memegang suara terkuat ketiga, dan mengesampingkan kekhawatiran bahwa negara itu akan mengeksploitasi tambahan pengaruh untuk menghalangi temuan IMF yang berlawanan.

"China adalah salah satu dari ekonomi besar produktif dunia, dan akan menjadi agak aneh jika IMF tidak mempersilahkan China duduk tidak hanya di meja utama tapi di salah satu kursi utama meja utama," katanya.

IMF sendiri ditekan ketika krisis global mengekspose ketidakmampuan pemerintah menjawab dalam dunia instrumen keuangan yang sangat kompleks. IMF sedang mendalami jalur kredit lebih fleksibel untuk mencegah krisis baru di negara-negara anggota. (ANT/K004/TERJ)

Penerjemah: Kunto Wibisono
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010