Langkat, Sumut (ANTARA News) - Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Wampu Kabupaten Langkat Sumatera Utara, gratiskan pembayaran air minum bagi masdji dan musolla, selama ramadhan 1432 Hijriah.

"Kita gratiskan pembayaran air minum selama bulan ramadhan ini," kata Direktur Perusahaan Air Minum Tirta Wampu Langkat, Jufrizal di Stabat, Kamis.

Pengratisan pembayaran rekening air bagi rmah ibadah selama bulan ramadhan ini sebegai bentuk kepedulian sosial dari perusahaan daerah yang dikelola pemerintah Langkat itu, katanya.

Selain itu pula, diharapkan melalui kepedulian sosial ini, akan semakin mendekatkan perusahaan ini dengan masyarakat ataupun para pelanggannya.

Jufrizal juga menjelaskan bahwa di Langkat ada beberapa sumber air, yang dijadikan pengolahan oleh PDAM, untuk dijadikan air minum, yang dialirkan ke rumah-ruma pelanggan.

Sumber air pengolahan ada di Kecamatan Stabat seperti Sungai Wampu, ada juga sumur bor.

Di Tanjungpura ada sumber air juga yaitu Sungai Batang Serangan dan ada juga sumur bor, sedangkan di Pangkalan Brandan ada Sungai Pelawi dan ada juga sumur bor, katanya.

Sedangkan Kuaka, Tanjung Langkat dan Bahorok, sumber air pengolahan.

Untuk kecamatan Besitang dan Pangkalan Susu, kata Jufrizal, saat sekarang ini sumber airnya sangat payah untuk dikelola.

Untuk itulah berbagai langkah terus dilakukan pihaknya, agar didapat air bersih yang bisa dinikmati nantinya oleh masyarakat disana.

Secara terpisah Kepala Bahagian Keuangan PDAM Tirta Wampu Langkat H Kliwon menjelaskan pula bahwa pelanggan air minum di Langkat ini baru 14.167 pelanggan yang tersebar di beberapa unit yang ada di kecamatan.

Seperti unit Tanjungpura ada 1.156 pelanggan, unit Pangkalan Brandan ada 5.680 pelanggan, unit Pangkalan Susu ada 1.396 pelanggan, unit Stabat ada 3.073 pelanggan, unit Tanjung Beringin ada 511 pelanggan, Gebang ada 345 pelanggan.

Sementara itu unit Secanggang ada 377 pelanggan, Tanjung Selamat ada 200 pelanggan, Kuala ada 335 pelanggan, Tanjung Langkat ada 250 pelangganBahorok ada 364 pelanggan dan Rumah Galuh ada 402 pelanggan, katanya.

Ketika ditanyakan berapa besar kebocoran (losses) yang terjadi di lapangan, H Kliwon menduga mencapai 30 persen, dan itu cukup besar.

Ke depan akan kita awasi para pemakai air minum ini, terutama mereka yang tidak memakai meteren, ataupun adanya galian baru, katanya. (ANT218/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011