Jayapura (ANTARA News) - Kapolda Papua, Irjen Pol. Drs. Tommy Yacobus, membantah isu yang menyebutkan adanya 16 mahasiswa Universitas Cenderawasih (Uncen) yang tewas ditembak aparat keamanan pasca-insiden Abepura 16 Maret lalu. Dalam penjelasannya di Jayapura, Kamis, Kapolda juga mengatakan tidak seorang pun mahasiswa Uncen yang menyeberang ke dan mencari suaka politik di Papua Nugini dan Australia. "Ini kabar burung saja dan jangan mahasiswa terprovokasi dengan isu yang menyesatkan, karena akan merugikan mahasiswa maupun masyarakat secara menyeluruh," katanya. Sebaliknya, Kapolda mengajak para mahasiswa yang masih berada di tempat persembunyian agar kembali ke asrama masing-masing untuk mengikuti kegiatan perkuliahan seperti biasanya. Demonstrasi itu semula hanya berupa pemblokiran jalan disertai teriakan-teriakan slogan anti Freeport-McMoran Indonesia dengan diselingi tekad meninjau kembali Pepera 1962. Kepolisian Daerah Papua kemudian memutuskan menghalau massa, katanya. Upaya penghalauan itu dibalas para demonstran yang jumlahnya lebih besar dengan lemparan batu. Dalam insiden itu, lima aparat keamanan Indonesia tewas dihajar massa, sedangkan belasan orang aparat lainnya dan sejumlah warga terluka. Sebagian besar tubuh korban mengalami luka benturan benda keras, seperti batu. Aparat kepolisian setempat mengusut kasus ini, dan telah menahan sejumlah orang yang diduga terlibat dalam demonstrasi berdarah itu. Suara-suara warga yang menolak kehadiran PT Freeport Indonesia di Papua itu mulai terdengar sejak 20 Februari lalu, menyusul insiden bentrokan antara petugas keamanan perusahaan dengan sejumlah warga di ruas jalan di Mil 72-74 Tembagapura. PT Freeport Indonesia beroperasi di provinsi paling timur Indonesia itu sejak April 1967. (*)

Copyright © ANTARA 2006