Tanjungpinang (ANTARA) - Ketua Ikatan Dokter Indonesia Provinsi Kepulauan Riau (IDI Kepri) Rusdiani menyatakan jumlah pasien penyakit jantung di Indonesia secara umum terus meningkat yang dipicu perubahan gaya hidup atau lifesytle masyarakat.

Menurut Rusdiani, saat ini penyakit jantung telah menyerang segala kalangan masyarakat, mulai dari ekonomi kelas bawah hingga menengah ke atas.

"Penyakit jantung masih menjadi pembunuh nomor satu di Indonesia, bahkan dunia," kata Rusdiani kepada ANTARA di Tanjungpinang, Kamis.

Rusdiani menyampaikan bahwa gaya hidup sangat berpengaruh terhadap kondisi jantung manusia. Ketika gaya hidup seseorang tidak sehat, berpotensi besar diserang sakit jantung.

Baca juga: Dokter ajak masyarakat terapkan hidup sehat guna cegah sakit jantung

Baca juga: Dokter: Kenali gejala serangan jantung agar penanganan tepat


Ia juga menyoroti pola hidup masyarakat sekarang sudah bergeser ke arah tidak sehat, apalagi di kota-kota besar. Misalnya, masyarakat kini lebih banyak nongkrong ditambah sajian kopi dan rokok.

Kemudian, kurang tidur/istirahat, malas berolahraga, tingkat stres tinggi, dan konsumtif atau semua makanan dimakan tanpa dikontrol.

"Jadi, harus digarisbawahi, penerapan gaya hidup tidak sehat bisa memicu serangan jantung," ujarnya.

Rusdiani mengatakan saat ini penderita penyakit jantung juga tidak mengenal usia. Sudah banyak usia muda terkena hipertensi, sebagai salah satu gejala awal sakit jantung.

Ia mengatakan berat badan juga berpengaruh bagi masyarakat usia muda, karena kelebihan berat badan dapat meningkatkan risiko penyakit jantung.

"Apalagi, gaya hidup anak muda sekarang, duduk ngopi sambil merokok berjam-jam tanpa bergerak, sehingga rentan diserang penyakit jantung," ujarnya.

Oleh karenanya, pada peringatan Hari Jantung Sedunia tanggal 29 September 2022, ia memberikan sejumlah tips pola hidup sehat kepada masyarakat, khususnya di Provinsi Kepri guna mencegah sakit jantung. Di antaranya, cukup gizi, olahraga teratur, jangan kurang tidur/istirahat, dan menjaga makan dengan baik.

Ia mengimbau masyarakat menghindari rokok dan minum-minuman keras. Juga tak kalah penting adalah jangan sampai stres, misalnya dengan pekerjaan sehari-hari.

Baca juga: Dokter: Cegah penyakit jantung dengan gaya hidup sehat

Baca juga: Kemenkes perkuat peran layanan primer atasi penyakit jantung


"Stres juga salah satu pemicu utama penyakit jantung," ucapnya.

Lebih lanjut, ia mengutarakan penyakit jantung ditambah kencing manis ialah dua jenis penyakit yang paling dominan dibiayai oleh pelayanan BPJS Kesehatan.

"Uang BPJS Kesehatan paling banyak dihabiskan untuk membiayai dua penyakit itu," imbuhnya.

Dia menambahkan Provinsi Kepri saat ini juga telah memiliki layanan kesehatan penyakit jantung yang tersebar di Rumah Sakit Otorita Batam, Awal Bross, Embung Fatimah, dan RSUP Kepri di Tanjungpinang.

"Misalnya, pasang ring jantung, sudah bisa dilakukan di Provinsi Kepri. Jadi, masyarakat tak perlu lagi ke luar daerah," kata Rusdiani.
 

Pewarta: Ogen
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2022