Cianjur (ANTARA) - Pemerintah melalui Pemkab Cianjur, Jawa Barat, memindahkan Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) Pasirsembung di Kecamatan Cilaku, Cianjur, ke Kecamatan Cikalongkulon, karena akan digunakan sebagai pemukiman relokasi korban gempa dari sejumlah desa.

Menko PMK Muhadjir Effendy di Cianjur Senin, mengatakan nantinya lokasi TPAS akan dijadikan sebagai lahan pembibitan tanaman yang akan dikelola warga relokasi, sedangkan untuk penanganan aroma bau dari sampah akan ditangani Kementerian PUPR.

"Pemkab Cianjur sudah berencana untuk memindahkan TPSA ke kecamatan lain tepatnya di Kecamatan Cikalongkulon, sehingga lahan relokasi akan terbebas dari sampah termasuk bau dari sisa sampah yang menumpuk akan diselesaikan Kementerian PUPR," kata Muhadjir.

Sedangkan sampah yang saat ini sudah menggunung, tutur Menko akan dibawa ke TPSA yang baru bukan ditimbun, sehingga lokasi akan disulap kembali menjadi lahan pembibitan tanaman karena sebelum menjadi TPSA lahan tersebut sempat menjadi tempat pembibitan tanaman oleh pemerintah daerah.

Baca juga: Tim SAR gabungan masih cari delapan korban tertimbun di Cianjur

Baca juga: Pemkot Bogor salurkan bantuan kesehatan bagi korban gempa Cianjur


Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Cianjur, Sugeng Supriyanto, mengatakan meski masih memiliki waktu hingga 5 tahun ke depan TPSA Pasirsembung akan segera dipindahkan ke TPSA baru di Kecamatan Cikalongkulon yang sejak lama sudah direncanakan.

Namun, pemerintah daerah sempat memiliki rencana, agar sampah tidak diangkut ke lokasi yang baru namun akan dilakukan pengolahan di tempat, sehingga dapat menjadi kompos serta dijadikan tempat wisata edukasi.

"Tapi itu pilihan kedua, namun instruksi pemerintah pusat harus diangkut ke lokasi yang baru agar tidak menimbulkan masalah. Kalau nanti diizinkan kita akan olah dan menjadikan lokasi tersebut selain sebagai lahan pembibitan juga sebagai tempat wisata edukasi pengolahan sampah," katanya.*

Baca juga: LKAAM Sumbar masak rendang untuk korban gempa Cianjur

Baca juga: Badan Geologi: Dalam sumur bor air tanah maksimum 50 m di area bencana

Pewarta: Ahmad Fikri
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022