Asadabad, Afghanistan, (ANTARA News) - Gerilyawan Taliban menyerang satu pos tentara Afghanistan di Provinsi Kunar yang berbatasan dengan Pakistan Ahad subuh sehingga menewaskan 23 tentara dan menculik tujuh lainnya, kata seorang perjabat,

Daerah perbatasan yang rapuh itu dikuasai gerilyawan yang sering menggunakan bom rakitan untuk menyerang tentara, tetapi serangan Ahad subuh itu merupakan korban tewas terbanyak dalam satu insiden tunggal dalam bulan-bulan belakangan ini.

Insiden itu terjadi di distrik Ghaziabad, Provinsi Kunar, kata Gubernur Shujah -ul Mulk Jalala kepada AFP. Taliban kemudian mengeluarkan satu pernyataan mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu,

"Pengejaran sedang dilakukan untuk membebaskan para tentara yang diculik, kata seorang pejabat kementerian pertahanan di Kabul.

Korban di kalangan tentara dan polisi Afghanistan meningkat dalam tahun-tahun belakangan ini sementara mereka memiliki tanggung jawab lebih besar dalam memerangi gerilyawan sebelum sekutu Barat mereka, pasukan AS dan NATO meninggalkan negara itu sesuai satu rencana AS pada akhir tahun ini.

Gubernur itu mengatakan "beberapa tentara" di pos itu diperkirakan membantu para penyerang, kendatipun ini tidak dapat dikonfirmasikan oleh satu sumber independen dan Taliban tidak menyebut adanya banntuan dari orang dalam dalam pernyataan mereka,

"Mujahiddin merebut satu pos penting musuh dalam satu serangan Sabtu malam di Ghaziabad," kata pernyataan yang dikirim melalui pesan teks kepada wartawan, menyebut pasukan Afghanistan "orang sewaan".

Afghanistan dilanda pemberontakan yang banyak menelan korban yang dilakukan sisa tentara Taliban sejak Amerika Serikat dan sekutu NATOnya menggulingan mereka dari pemerintah Afghanistan tahun 2001.

Operasi gerilyawan menggunakan kombinasi bom-bom bunuh diri serta serangan-serangan yang melibatkan banyak orang menyerang taget-target di tengah kota-kota besar dan berperang sampai mereka tewas.

Pemerintah Kabul yang dibiayai Barat sedang berusaha keras untuk menandatangani perjanjian perdamaian dengan Taliban sebelum penarikan pasukana asing pada akhir tahun ini.

Sejauh ini, Taliban menolak semua tawaran perdamaian oleh pemerintah Presiden Hamid Karzai. Afghanistan juga akan menyelenggarakan pemilu pada 5 April untuk memilih pengganti Presiden Hamid Karzai.

Sementara sekitar 55.000 personil pasukan tempur yang dipimpin AS akan ditarik dari negara itu setelah 13 tahun memerangi grilyawan Taliban.

Sekitar 8.000 sampai 12.000 tentara AS mungkin akan tetap di gelar di Afghanistan untuk melatih dan misi kontra-terorisme dari tahun 2015 jika perjanjian yang lama tertunda itu ditandatangani dengan pemerintah Afghanistan.

(H-RN)

Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2014