Langkat, Suatera Utara (ANTARA News) - Enam dari 12 orang yang dilaporkan hilang dalam musibah banjir di 12 kecamatan, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, yang terjadi Jumat (22/12) ditemukan tim SAR dalam keadaan tewas, Sabtu. "Enam korban itu penduduk Kecamatan Besitang sejumlah empat orang dan masing-masing satu orang warga Stabat dan Hinai," ujar Kepala Badan Infokom Sumut, Drs. H. Eddy Syofian, di Medan< Sabtu, sesuai laporan Bupati Lagkat, H. Syamsul Arifin, SE. Tiga dari enam korban yang ditemukan tewas itu adalah anak-anak berusia 2,5 tahun, delapan tahun dan sembilan tahun. Hingga Sabtu sore, Tim Pencari dan Penyelamat (Search and Rescue/SAR) masih terus melakukan pencarian enam korban lainnya yang dinyatakan hilang. "Pencarian korban yang dilaporkan hilang terseret banjir masih dilakukan sejalan dengan tindakan evakuasi terhadap warga yang masih terisolir di sekitar kawasan yang terkena banjir," kata Eddy yang juga baru pulang dari Kabupaten Langkat mendampingi Gubernur Sumut Rudolf M Pardede yang meninjau langsung kawasan bencana. Eddy mengakui, saat ini Pemkab Langkat dan Pemprov Sumut masih melakukan tindakan penanganan tanggap darurat belum lagi kepada tahap rehabilitasi sehingga data kerusakan rumah penduduk, besaran kerugian dan data lainnya akibat banjir belum diketahui dengan akurat. "Penanganan terhadap korban banjir sudah dilakukan semaksimal mungkin dari tindakan evakuasi warga yang terjebak banjir, pencarian korban yang hilang dan pelayanan kepada warga di penampungan hingga memberikan bantuan pangan, sandang dan perobatan," katanya. Lokasi yang dijadikan tempat penampungan bagi sekitar 17 ribu warga Langkat yang terkena musibah banjir itu antara lain dipusatkan di SMPN I, Besitang, Masjid Raya, Markas Batalion Tritura 121 dan Pesantren Pangkalan Susu. Hujan yang turun deras di daerah Kabupaten Langkat Sumut sejak 20 Desember 2006 menyebabkan sedikitnya empat sungai (besar) masing-masing Sungai Besitang, Sungai Sekoci, Sungai Wampu dan Sungai Kapal Keruk meluap. Luapan air sungai itu membuat 12 kecamatan dilanda banjir. "Dari 12 kecamatan itu, dua kecamatan masing-masing Sekoci dan Alur Gedang masih dilanda banjir hebat sehingga evakuasi warga difokuskan kepada dua daerah itu," katanya. Diperkirakan, musibah banjir di Kabupaten Langkat itu akan segera berlalu karena banjirnya merupakan banjir akibat luapan air sungai semata berbeda degan kasus di Bahorok yang diikuti longsor dan banjir badang. "Tapi cepat surut atau tidaknya air banjir di Langkat itu sangat dipengaruhi turun atau tidaknya hujan di daerah itu," katanya. Mengenai isu yang menyebutkan bahwa meluapnya air di empat sungai di Langkat itu akibat hutan di Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) gundul, Kabag Infokom Sumut itu menolak memberikan komentar. Namun dia mengakui, sesuai laporan yang diterima Pemprov Sumut, saat ini sekitar 20.000 hektare hutan yang gundul di kawasan itu sedang ditanami kembali dengan tanaman kelapa sawit. "Posisi banjir memang di bawah kawasan hutan TNGL," katanya. Wartawan ANTARA News dari Langkat melaporkan bahwa pemnerintah provinsi, TNI dan Pemkab Langkat telah menggunakan perahu karet untuk mengungsikan warga baik yang terkepung air di Desa Sekoci dan Pantai Buaya maupun di kawasan lainnya. Sedikit-dikitnya ada 12 perahu karet yang berasal dari Pemprov Sumut, TNI dan lainnya sudah digunakan untuk mengevakusi warga selain perahu atau sampan-sampan kecil milik warga yang berdomosili di sisian aliran sejumlah sungai yang berhasil diselamatkan dari terjangan air. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006