Langsa, Aceh (ANTARA News) - Sebanyak 417 pengungsi Rohingya dan Bangladesh yang menghuni kamp penampungan di Birem Bayeun, Aceh Timur, pada Senin (1/6) menikmati menu makan siang istimewa, gulai kambing khas Aceh.

Islamic Welfare Trust, organisasi kemanusiaan yang bermarkas di Birmingham, Inggris, menyediakan menu kesukaan etnis Bengal itu untuk para pengungsi yang pada hari biasa mendapat ayam goreng, ikan laut atau ikan asin dengan sawi, ketimun, kentang rebus dan daun singkong rebus.

Dengan bantuan dari Aksi Cepat Tanggap (ACT), organisasi itu memberikan tiga kambing untuk dipotong dan dimasak oleh para relawan di dapur umum warga di Birem Bayeun.

Sekitar pukul 11.00 WIB, gulai kambing sudah matang dan dibungkus plastik, siap diantar ke kamp pengungsi untuk disantap bersama-sama.

Hammad Nazir, utusan dari Islamic Welfare Trust yang datang jauh-jauh dari Inggris, turun langsung mengantar dan membagi-bagikan kotak makanan.

Pria warga negara Inggris keturunan Pakistan yang bertubuh tinggi besar itu tampak bersemangat, ikut menuangkan sayur sawi ke piring para pengungsi yang antre.

Tapi pada saat-saat akhir pembagian makanan, panitia kerepotan karena sudah tidak ada kotak makanan tersisa padahal masih ada 30-an pengungsi yang mengantre.

"Kita sebenarnya sudah siapkan 500 kotak makanan dan dengan jumlah 417 orang pengungsi, seharusnya masih sisa 83 kotak. Wah... ada yang curang nih," kata Sutaryo, relawan yang sehari-hari bertugas di bagian komunikasi ACT.

Ternyata ada segelintir pengungsi yang nakal, mengakali petugas dengan beberapa kali mengantre sehingga ada yang mendapat lebih dari dua kotak makanan.

Pengungsi yang jumlah ratusan membuat petugas kewalahan mengawasi satu persatu dan beberapa pengungsi memanfaatkannya untuk mendapatkan lebih banyak makanan.

"Hei kamu, tadi kan tadi sudah ambil, kok antre lagi," kata petugas kepada seorang pengungsi, pemuda berusia sekitar 18 tahun yang berada dalam antrean

Dengan wajah ketakutan, si pemuda pun lari tunggang langgang ke arah tenda untuk menghindari kejaran petugas yang tampak emosi.

"Saya sudah tandai anak itu, dia memang sering berbuat curang. Kan kasihan teman-temannya yang lain tidak kebagian," kata petugas.

Setelah gagal menangkap pemuda yang gesit itu, wajah tegang sang petugas perlahan memudar, kemudian ikut tertawa bersama relawan lain yang melihat kejadian itu.

Selain soal makanan, para relawan pun menghadapi masalah saat hendak membagikan bantuan pakaian kepada para pengungsi.

"Pernah saya mendapati karung pakaian dalam wanita yang segelnya sudah dirobek dan sebagian isinya hilang. Mungkin beberapa kaum ibu dan wanita sudah tidak sabar karena keperluan yang mendesak," kata Munawar lalu tertawa.

Untuk menghindari kejadian serupa, para relawan berusaha untuk mencari cara yang lebih praktis dalam menyalurkan bantuan, antara lain dengan membagikan kupon makanan.


Bantuan awal

Bantuan makan siang dan beberapa tabung gas merupakan bantuan awal dari organisasi Islam asal Inggris itu bagi pengungsi Rohingya dan Bangladesh di Aceh.

Dalam waktu dekat, Hammad akan mengumpulkan sumbangan 100.000 dolar AS (Rp1,3 miliar) dari 48 mesjid yang tersebar di seluruh Inggris.

Bersama Hammad, ada Raja Illa, presiden organisasi nirlaba Our Touch dari Kuala Lumpur, Malaysia, yang sehari sebelumnya sudah membagi-bagikan ratusan boneka untuk anak-anak di kamp pengungsi Birem Bayeun dan Kuala Langsa.

Selain boneka dan perangkat sholat, Our Touch juga menyumbangkan empat mesin pendingin untuk mengawetkan bahan makanan kepada para pengungsi Rohingnya dan Bangladesh, yang menempati tempat terpisah di kamp penampungan Birem Bayeum.

Pemerintah dan lembaga-lembaga kemanusian nasional juga sudah mengalirkan bantuan untuk para pengungsi Rohingya dan Bangladesh yang kini di tempat penampungan di Aceh.

Kementerian Sosial menyalurkan bantuan senilai Rp2,3 miliar untuk para pengungsi Rohingya yang saat ini ditampung di empat titik di Provinsi Aceh.

Bantuan pemerintah antara lain bantuan berupa tenda gulung, matras, perlengkapan keluarga, perlengkapan anak, makanan dan selimut.

Lembaga kemanusiaan Pos Keadilan Peduli Umat (PKPU) juga memberikan bantuan berupa sarung dan selimut dan perlengkapan kesehatan serta mengirimkan tim kesehatan dan pemulihan trauma untuk membantu para pengungsi.


Pewarta: Atman Ahdiat
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2015