Jakarta (ANTARA News) - Anggota Komisi I DPR Sukamta mendukung rencana pemerintah membeli kapal selam kelas kilo buatan Rusia karena dukungan anggaran mencukupi untuk pengadaan kapal tersebut.

"Rencana pemerintah ingin beli kapal selam kelas kilo dari Rusia ini kita dukung semangatnya," katanya di Jakarta, Selasa.

Dia menjelaskan, dukungan anggaran terlihat dari usulan anggaran TNI senilai Rp37 triliun, dan khusus untuk tambahan anggaran bagi TNI AL senilai Rp14,5 triliun.

Menurut dia, tambahan anggaran TNI AL itu terbesar bila dibandingkan alokasi bagi TNI AD dan TNI AU.

"Indonesia negara maritim karena sekitar 70 persen wilayahnya adalah laut, jadi memang keamanan di laut harus juga diprioritaskan," ujarnya.

Politikus PKS itu menjelaskan semangat pemerintah untuk membangun kekuatan laut itu harus didukung karena kita semua ingin memiliki kekuatan pertahanan di laut yang mumpuni dan disegani.

Dia mengatakan kapal selam kelas kilo dari Rusia ini paling canggih untuk saat ini sehingga itu pasti impian TNI AL untuk memilikinya.

"Sama seperti pesawat Sukhoi SU-35 yang jadi mimpinya TNI AU," katanya.

Menurut dia, memiliki persenjataan canggih seperti itu tentu bisa menggentarkan negara-negara tetangga kita sehingga Indonesia bisa disegani di lautan.

Terutama, ujar Sukamta, Indonesia sebentar lagi menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), lalu potensi konflik di Tiongkok Selatan seperti bom waktu.

"Karena itu saya menilai pertahanan dan keamanan di laut menjadi mendesak untuk dipenuhi," ujarnya.

Dia berharap pemerintah sudah berpikir matang dan cermat tentang rencana pembelian kapal selam kelas kilo itu, termasuk yang harus dipastikan adalah soal ukurannya, apakah sesuai untuk wilayah laut Indonesia, terlalu besar atau tidak.

Selain itu, menurut dia, perlu diperhatikan perawatannya dan harus dipastikan juga suku cadangnya mudah sehingga jangan sampai membeli persenjataan yang kurang cocok untuk kebutuhan pertahanan laut kita.

"Jangan sampai seperti macan ompong, terlihat canggih menakutkan tapi tidak berguna," ujarnya.

Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2015