Jakarta (ANTARA News) - Kepala Pusat Data dan Informasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Sutopo Nugroho, mengatakan, bantuan asing dalam memadamkan kebakaran api dan lahan hanya efektif pada titik tertentu.

"Misalnya kemarin hanya fokus di Sumatera Selatan karena asap yang sampai di Singapura dan Malaysia berasal dari kebakaran hutan di situ," ujar dia, di Jakarta, Kamis.

Namun hal itu tidak menjawab permasalahan kebakaran hutan dan lahan di seluruh Indonesia atau dengan kata lain bantuan yang diberikan asing tidak terlalu signifikan.

Bahkan, tambah dia, pilot asal Australia yang sudah 32 tahun memadamkan kebakaran hutan dan lahan di Australia mengaku baru pertama kali memadamkan api sebesar di Tanah Air.

"Api sangat besar, bahkan ada api yang "meloncati" kanal sekian ratus meter karena terbawa angin, dan lahan yang sebelumnya tidak terbakar, jadi terbakar," tambah dia.

Sementara, dari pihak Malaysia memilih memadamkan api yang kecil-kecil, sementara pesawat dari Singapura baru dipakai sehari rusak dan kemudian diganti.

"Jadi tidak bisa menjangkau semuanya. Mereka memahami bahwa sulit memadamkan api di lahan gambut," terang dia.

Dia menjelaskan sebanyak 2.089.911 hektar lahan gambut di Sumatera dan Kalimantan terbakar. Luasan itu sama dengan empat kali Pulau Bali. Kondisi terkini, masih tersisa 124 titik api yang tersebar di Sumatera dan Kalimantan.

"Jumlah titik api tersebut telah berkurang, seiring dengan turunnya hujan dan upaya pemadaman titik api," papar dia.

Dibandingkan tahun sebelumnya, Nugroho menyebut kebakaran tahun ini lebih lama yakni mencapai empat bulan di Kalimantan dan lima bulan di Sumatera.

Penyebab utamanya adalah lemahnya kepemimpinan dan keberadaan pemerintah daerah yang tidak berada di garda terdepan penanggulangan bencana kabut asap. Selain itu, penegakan hukum yang lemah sehingga kebakaran hutan dan lahan yang menyebabkan kabut asap menjadi ritual tahunan.

BNPB telah menghabiskan dana sebesar Rp600 miliar untuk pemadaman kebakaran hutan dan lahan. Jumlah tersebut lebih besar dibandingkan tahun lalu yang hanya menghabiskan dana Rp385 miliar.

"Pastinya akan terus naik, karena kebakaran hutan dan lahan masih berlangsung."

Dana yang dikeluarkan BNPB tersebut digunakan untuk pengadaan peralatan untuk memadamkan kebakaran seperti sewa dan operasional pesawat dan helikopter.

Kemudian, pengeluaran untuk operasional TNI yang bekerja, penggunaan bahan kimia dalam pemadaman, serta aktivasi posko-posko. Juga bantuan masker kepada masyarakat yang menjadi korban kabut asap.

Pewarta: Indriani
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015