Samarinda (ANTARA News) - Ratusan warga dari sejumlah desa di Kecamatan Samboja, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur mendatangi permukiman bekas anggota kelompok Gerakan Fajar Nusantara atau Gafatar di RT 1 Desa Karya Jaya, Samboja, Rabu.

Kapolsek Samboja Ajun Komisaris Polisi Dika Yosef Anggara, dihubungi dari Samarinda, Rabu sore menyatakan, sejak pagi hampir 1.000 warga dari sejumlah desa tersebut, mendatangi kawasan permukiman bekas anggota kelompok Gafatar yang ada di Desa Karya Jaya.

"Hari ini (Rabu) warga yang datang ke lokasi permukiman bekas anggata Gafatar mencapai hampir 1.000 orang. Mereka datang dari beberapa desa di Kecamatan Samboja karena masyarakat mulai resah akibat semakin bertambahnya anggota kelompok tersebut," ujar Dika Yosef Anggara.

Mengantisipasi kemungkinan yang tidak diinginkan, kata Dika Yosef Anggara, Polres Kutai Kartanegara mengerahkan dua per tiga kekuatan dibantu personel TNI dari Kodim 0906 Tenggarong, Batalyon Kaveleri yang ada di Samboja serta personel Satpol PP setempat.

"Kami mengerahkan sekitar 300 personel yang terdiri, dua pertiga kekuatan Polres Kutai Kartanegara, personel TNI dan Satpol PP untuk mengimbangi kekuatan massa, sebagai upaya antisipasi jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan," katanya.

"Namun, hingga Rabu sore situasi tetap terkendali sebab Komandan Kodim terus mengimbau masyarakat agar tidak bertindak anarkhis," ujar Dika Yosef Anggara.

Keberadaan kelompok Gafatar di Desa Karya Jaya, lanjut Dika Yosef Anggara, mulai terpantau sejak pertengahan Agustus 2015 yang awalnya hanya berjumlah 30 orang dan saat ini bertambah menjadi 227 orang.

Anggota kelompok Gafatar tersebut tambah dia, umumnya berasal dari berbagai kabupaten/kota di Sulawesi Selatan.

"Anggota Gafatar itu awalnya hanya berjumlah 30 orang kemudian terus bertambah dan saat ini sudah mencapai 227 orang sehingga setiap bulan bertambah antara 20 sampai 30 orang," tutur Dika Yosef Anggara.

Setelah dilakukan pertemuan bersama warga, unsur musyawarah pimpinan kecamatan kata dia, terungkap ada sekitar 201 yang mengaku sebagai bekas anggota Gafatar, sementara sebanyak 26 orang, mengaku baru datang.

"Mereka mengaku berasal dari berbagai kabupaten/kota di Sulawesi Selatan dan datang ke Samboja untuk mengubah nasib. Aktivitas mereka adalah bertani dan sejauh ini kami memang belum melihat adanya aktivitas mencurigakan dari kelompok itu," katanya.

"Awalnya, masyarakat belum terlalu merasa resah namun karena anggota bekas kelompok Gafatar itu terus bertambah banyak, sehingga masyarakat mulai khawatir dan mendatangi permukiman mereka," ujar Dika Yosef Anggara.

Sejak awal kedatangan kelompok Gafatar pada pertengahan Agustus 2015, lanjut Dika Yosef Anggara, Polsek Samboka terus memantau kegiatan mereka.

"Sejak merekra mulai masuk, kami sudah mulai pantau dan terus melakukan pertemuan, mencegah warga bergerak. Hai ini (Rabu) kami mendahului massa untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan," kata Dika Yosef Anggara.

Sementara, Camat Samboja Fahmi mengatakan, belum bisa memberikan keterangan lebih rinci terkait keberadaan kelompok Gafatar di daerah itu.

"Hari ini (Rabu) kami melakukan pertemuan untuk membentuk tim, mendata seluruh identitas anggota bekas kelompok Gafatar tersebut. Jadi, ranah kami hanya melakukan pendataan secara adminsitratif sementara untuk langkah pengamanan menjadi kewenangan kepolisian," kata Fahmi.

Pewarta: Yusron Hadi
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2016