Mesuji, Lampung (ANTARA News) - Warga Kabupaten Mesuji Provinsi Lampung yang berbatasan dengan Provinsi Sumatera Selatan mengeluhkan aksi pemalakan oleh kawanan pelaku yang bersenjata api yang berkeliaran mencari korban di sekitar ruas Jalan Lintas Timur Sumatera perbatasan Lampung-Sumsel.

Aksi kawanan pelaku pemalakan bersenjata api yang beroperasi di Jalan Lintas Timur Sumatera kawasan Mesuji itu, menurut warga setempat, Rabu, dinilai semakin merajalela dengan korban para pengguna sepeda motor atau mobil yang sedang melintas di Jalintim Sumatera itu.

Kawanan pemalak bersenjata api itu, belum lama ini melakukan pemalakan kepada Sudarwanto (40), salah satu wartawan surat kabar harian di Mesuji yang sedang melintas di perbatasan Jalintim Mesuji Lampung menuju Sumsel.

Sudarwanto menjadi korban pemalakan bersenjata api itu, saat hendak pulang dari rumah saudaranya yang beralamatkan di Desa Tugumulyo Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumsel.

Saat tiba di jalan dekat perbatasan OKI dan Mesuji, dia diberhentikan kawanan pemalak yang terbilang masih remaja dengan bersenjata api sebanyak dua orang mengendarai sepeda motor Honda Beat tanpa nomor polisi dengan lis hijau di bagian sayap depannya.

Dua pemalak itu meminta paksa uang sejumblah Rp500 ribu kepada Sudarwanto, namun karena tidak ada uang sebanyak itu, dia hanya memberikan uang Rp100 ribu.

Namun ketika mengeluarkan dompet, pelaku langsung merampas dan membawa lari dompet yang berisikan STNK sepeda motor Honda Absolute Revo, ATM Bank Mandiri, SIM C, dan beberapa surat penting lainnya.

"Saya coba untuk meminta bantuan kepada warga sekitar, namun diacuhkan, sehingga akhirnya saya pulang ke Mesuji, Lampung," ujar Sudarwanto pula.

Dia dan warga perbatasan Lampung-Sumsel itu berharap pihak kepolisian dapat memberantas para pemalak maupun pembegal yang kerap beraksi di kawasan tersebut, terutama yang beroperasi di Jalintim Sumatera antara Mesuji, Lampung menuju OKI, Sumsel, karena ulah mereka telah meresahkan masyarakat maupun para pengguna kendaraan bermotor yang sedang melintas di jalan tersebut.

Pewarta: Budisantoso B dan Raharja
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016