Jakarta (ANTARA News) - Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi diperiksa penyidik KPK untuk mengonfirmasi mengenai rekaman hasil penyadapan terkait pembahasan rancangan peraturan daerah (Raperda) Pantai Utara Jakarta.

"Mengenai sadapan telepon saya, kegiatan saya, privasi saya semua ditanyakan," kata Prasetyo usai menjalani pemeriksaan di Gedung KPK, Selasa.

Dia tidak menjelaskan lebih lanjut mengenai pihak yang terlibat dan pembahasan yang ada di dalam rekaman penyadapan tersebut.

Selain memeriksa Prasetyo, KPK juga memeriksa anggota DPRD DKI Fajar Sidik.

Usai diperiksa KPK, Fajar mengaku dirinya mengetahui soal usulan tambahan kontribusi dari media, bukan melalui rapat-rapat atau pertemuan di lingkungan DPRD.

Dia juga mengaku tidak kenal dengan bos Agung Sedayu Group Sugianto Kusuma dan Presiden Direktur PT Agung Podomoro Arieswan Widjaja.

KPK memeriksa Prasetyo dan Fajar dalam kapasitasnya sebagai saksi untuk Ketua Komisi D DPRD DKI Mohamad Sanusi.

KPK tengah mendalami penerima suap lain dari anggota DPRD DKI Jakarta selain Sanusi, yang sebelumnya sudah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus dugaan tindak pidana pemberian hadiah terkait pembahasan rancangan peraturan daerah (Raperda) Pantai Utara Jakarta.

Dalam perkara ini, KPK menetapkan Arieswan Widjaja dan Trinanda Prihantoro sebagai tersangka pemberi suap sebesar Rp2 miliar kepada Ketua Fraksi Partai Gerindra DPRD DKI Jakarta Mohamad Sanusi.

Berkas penyidikan tersangka Presiden Direktur PT Agung Podomoro Arieswan Widjaja dan Personal Assistant PT APL Trinanda Prihantoro sudah dinyatakan lengkap dan menunggu dilimpahkan ke pengadilan.

Pewarta: Calvin Basuki
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016