Bogor (ANTARA News) - Himpunan Alumni Institut Pertanian Bogor (HA-IPB) mengenalkan paradikma baru dalam penjaringan bakal calon rektor melalui uji kompetensi yang juga digunakan oleh Universitas Harvard dalam mencari pemimpin.

"HA IPB melakukan penjaringan di tingkat bawah, setelah itu diuji lagi layak tidaknya melalui konvensi," kata Iriana Muazd selaku Ketua Panitia SC Pelaksana Konvensi Bakal Calon Rektor (BCR) IPB, di Bogor, Senin.

Ia menjelaskan uji kompetensi yang dilakukan HA IPB menggunakan metodologi yang dilakukan Daya Dimensi Indonesia (DDI) yang juga digunakan untuk uji kompetensi pimpinan universitas Harvard.

"Metode uji kompetensi ini berasal dari Tepper Bissnis School yang dgunakan perusahaan baik BUMN, dan perusahaan multinasional dalam mencari pemimpin organisasi," katanya.

Ia mengatakan nilai hasil uji kompetensi bisa bagus apabila seseorang memiliki kecukupan dalam hal; ilmu pengetahuan formal, kepribadian yang matang untuk sebuah jabatan, keahlian yang terlatih melalui pengalaman di pekerjaan sebelumnya dan terakhir adalah eksposur yang bersangkutan sudah cukup untuk mengalami eksposur tekanan yang akan dialami di jabatan barunya.

"Uji eksposur ini dilakukan pada saat konvensi pertanyaan-pertanyaan yang diajukan panelis baru dbuat bersama-sama sehingga semua pertanyaan tiba-tiba, kemampuan BCR dinilai dari gagasan akan IPB masa depan," katanya.

Ketua HA IPB Bambang Hendroyono mengatakan pihaknya telah berusaha semaksimal mungkin memberikan yang terbaik bagi almamater dengan BCR terpilih.

"Kami berharap Senat Akademik dan Panitia Pemilihan Rektor dapat mempertimbangkan untuk menggunakan metode yang sama dalam pencarian calon rektor IPB, sehingga lebih transparan dan akuntabilitas," katanya.

HA IPB mengajukan tiga nama BCR IPB yang berasal dari hasil konvensi, yakni Bayu Krisnamurti, Rineksi Soekmadi, dan Wiku Adisasmito.

Selanjutnya pada 30 Mei ketiga nama tersebut akan didaftarkan ke Panitia Pemilihan Rektor (IPB).

Puncaknya pada 15 November akan dilakukan pemilihan Rektor IPB periode kepemimpinan 2017-2022 oleh Majelis Wali Amanat (MWA).

Sekretaris MWA, Mukhlis Yusuf berpendapat, metode penjaringan melalui uji kompetensi dan konvensi yang dilakukan oleh HA IPB menjadi paradikma baru yang mengusung transparansi dan objektivitas.

"Metode ini bagus sekal melhat ada proses objektif untuk melihat bakal calon rektor yag masuk melalui jalur HA," kata Mukhlis.

Mukhlis menilai metode tersebut sebagai tradisi yang bagus. Sebagai alumni antusias melihat peroses penjaringan yang menggunakan 10 indikator penilaian.

"Metode ini bisa diakses dan kekinian. Ini memperlihatkan kesiapan dimensi masa lalu dana masa depan," kata Mukhlis.

Pewarta: Laily Rahmawati
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017